Perkataan: Keberuntunganku Tidak Bagus, Dan Hukum Memejamkan Mata Ketika Shalat
Masalah keduapuluh delapan
Andai ada seseorang yang berkata hari ini aku tidak dapat keberuntungan atau keberuntunganku tidak begitu bagus apakah perkataan seperti ini termasuk tathayyur atau tasya’um (menganggap sesuatu biang kesialan atau keberuntungan)?
NB: Tathayyur adalah sesuatu yang diharamkan di dalam Islam bahkan termasuk kesyirikan.
Jawab: Tidak, perkataan itu tidak memuat tathayyur atau tasya’um (yang diharamkan) karena keberuntungan itu memang ada. Allah berfirman:
وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا الَّذِينَ صَبَرُوا وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا ذُو حَظٍّ عَظِيم
Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar.” [QS Fushsilat: 35]
Al Hadzh (keberuntungan) maksudnya adalah nasib atau bagian. Perkataan seseorang saya tidak beruntung maksudnya saya tidak mendapatkan bagian baik di hari ini. Peerkataan keberuntunganku tidak bagus maksudnya bagianku tidak bagus. Hal ini tidaklah mengapa. Keberuntungan memang terkadang sesuai dengan kehendak seseorang dan terkadang tidak sesuai. (Syaikh Shalih Alu Syaikh)
Masalah keduapuluhsembilan
Seseorang bertanya: Ketika saya shalat dan membaca Al Quran, saya pejamkan mata dan ketika saya buka saya tidak merasakan kekhusyukan sebagaimana mestinya. Boleh tidak perbuatan ini?
Jawab: Para ahlul ilmi yaitu para ulama memakruhkan seseorang memejamkan matanya ketika shalat. Kecuali jika di depannya ada sesuatu yang jika dia melihatnya maka akan terhalanglah kekhusyukannya dan melalaikan shalatnya. Jika demikian bolehlah dia memejamkan mata karena keperluan tersebut. Namun jika melakukannya terus menerus dan berpaham bahwa perbuatan itu lebih bisa mengundang kekhusyukan maka hal ini tidaklah diperkenankan. Setan mungkin sedang mempermainkan perkara ini supaya seseorang melakukan hal yang sebenarnya tidak ada tuntunannya ini. Oleh karena itu para ulama membenci hal tersebut. Maka nasehatku hendaknya dia membuka matanya dan melatih dirinya untuk khusyuk dengan mata terbuka. Hendaknya memohon pertolongan kepada Allah tentang hal ini…(Ibnu Utsaimin)
Masalah ketigapuluh
Ketika posisi rukuk di dalam shalat apakah pandangan mata hendaknya ke arah tempat sujud? Mohon nasehatnya.
Jawab:
Pendapat yang paling tepat adalah seseorang hendaknya melihat tempat sujudnya baik ketika rukuk atau berdiri, dan melihat ke arah tangannya yang berisyarat (ibu jari) ketika duduk (attahiyat). (Ibnu Utsaimin)