Tujuh Golongan yang Dilindungi Allah
Allah subhanahu wa ta’ala telah berjanji kepada hamba-Nya bahwa Allah akan memberikan naungan kepada hamba yang termasuk dari tujuh golongan. Seperti yang sudah Allah firmankan dalam ayat berikut :
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ: إِمَامٌ عَادِلٌ, وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ اللهِ, وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ بِالْمَسَاجِدِ, وَرَجُلاَنِ تَحَابَّا فِي اللهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ, وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصَبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ: إِنِّي أَخَافُ اللهَ, وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لاَ تَعْلَمُ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِيْنُهُ, وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ
“Ada tujuh golongan yang Allah naungi dalam naungan-Nya pada hari tidak ada naungan kecuali naungan-Nya. Mereka adalah imam (pemimpin) yang adil, pemuda yang tumbuh dalam beribadah kepada Allah, lelaki yang hatinya selalu terikat/terpaut dengan masjid-masjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah mereka berkumpul karena Allah dan berpisah karena Allah, (kemudian) seorang lelaki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang punya kedudukan dan kecantikan namun ia berkata, “Sungguh aku takut kepada Allah.” (Yang berikutnya) seorang yang bersedekah lalu ia menyembunyikannya sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya dan seseorang yang berzikir (mengingat) Allah dalam keadaan sendirian lalu mengalir air matanya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Allah akan mengumpulkan seluruh makhluk pada hari kiamat, mulai dari yang pertama hingga terakhirnya. Dia berfirman:
لِيَجْزِىَ ٱلَّذِينَ أَسَٰٓـُٔوا۟ بِمَا عَمِلُوا۟ وَيَجْزِىَ ٱلَّذِينَ أَحْسَنُوا۟ بِٱلْحُسْنَى
“Supaya Dia memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat jahat terhadap apa yang telah mereka kerjakan dan memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik dengan pahala yang lebih baik (surga).” (QS. An Najm: 31)
Di hari yang sangat panjang waktunya, berat permasalahan dan kondisinya ini Allah sudah memperingatkan kejadiannya kepada para hamba dan memerintahkan mereka untuk mempersiapkan diri untuk menghadapinya. Allah berfirman:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱتَّقُوا۟ رَبَّكُمْ إِنَّ زَلْزَلَةَ ٱلسَّاعَةِ شَىْءٌ عَظِيمٌۭ يَوْمَ تَرَوْنَهَا تَذْهَلُ كُلُّ مُرْضِعَةٍ عَمَّآ أَرْضَعَتْ وَتَضَعُ كُلُّ ذَاتِ حَمْلٍ حَمْلَهَا وَتَرَى ٱلنَّاسَ سُكَٰرَىٰ وَمَا هُم بِسُكَٰرَىٰ وَلَٰكِنَّ عَذَابَ ٱللَّهِ شَدِيدٌۭ
Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; sesungguhnya keguncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat). (Ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat keguncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat keras. (QS. Al Hajj: 1-2)
Di hari yang agung itu, jarak matahari hanya sebatas satu mil dengan para makhluk. Kemudian manusia akan tenggelam dengan keringatnya sesuai amalan yang dia kerjakan.Al-Miqdad ibnul Aswad radhiyallahu ‘anhu mengabarkan, “Aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
تُدْنىَ الشَّمْسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنَ الْخَلْقِ حَتَّى تَكُوْنَ مِنْهُمْ كَمِقْدَارِ مِيْلٍ -قَالَ سُلَيْمُ بْنُ عَامِرٍ: فَوَاللهِ، مَا أَدْرِي مَا يَعْنِي بِالْمِيلِ، أَمَسَافَةُ الْأَرْضِ أَمِ الْمِيْلُ الَّذِي تُكْتَحَلُ بِهِ الْعَيْنُ- قَالَ: فَيَكُوْنُ النَّاسُ عَلىَ قَدْرِ أَعْمَالِهِمْ فِي الْعَرَقِ، فَمِنْهُمْ مَنْ يَكُوْنُ إِلَى كَعْبَيْهِ, وَمِنْهُمْ مَنْ يَكُوْنُ إِلَى رُكْبَتَيْهِ, وَمِنْهُمْ مَنْ يَكُوْنُ إِلَى حَقْوَيْهِ, وَمِنْهُمْ مَنْ يُلْجِمُهُ الْعَرَقُ إِلْجَامًا. وَأَشَارَ رَسُوْلُ اللهِ n إِلَى فِيْهِ.
“Didekatkan matahari dengan makhluk (manusia) pada hari kiamat hingga jarak matahari dari mereka seukuran mil.” –Sulaim bin ‘Amir (perawi yang meriwayatkan dari Al-Miqdad, pent.), “Demi Allah, aku tidak tahu apa yang beliau maksudkan dengan mil, apakah ukuran jarak ataukah kayu/alat yang digunakan untuk mencelaki mata.”–Rasulullah bersabda, “Maka manusia (pada saat itu) dibanjiri peluh sesuai kadar amalan mereka. Di antara mereka ada yang keringatnya sampai kedua mata kakinya. Di antara mereka ada yang keringatnya sampai kedua lututnya. Di antara mereka ada yang keringatnya sampai kedua pinggangnya. Dan di antara mereka ada yang benar-benar ditenggelamkan oleh keringatnya.” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi isyarat ke mulutnya.” (HR. Muslim)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
يَعْرَقُ النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يَذْهَبَ عَرَقُهُمْ فِي الْأَرْضِ سَبْعِيْنَ ذِرَاعًا وَيُلْجِمُهُمْ حَتَّى يَبْلُغَ آذَانَهُمْ
“Manusia berkeringat pada hari kiamat sampai-sampai keringat mereka bercucuran ke bumi setinggi 70 hasta dan mengekang (menenggelamkan) mereka sampai mencapai telinga-telinga mereka.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Di hari itu seluruh manusia benar-benar dalam kepayahan, ketakutan, dan kekhawatiran. Namun disana ada tujuh golongan manusia yang akan dilindungi oleh Allah dari adzab hari ini. Mereka adalah sebagai berikut:
1. Pemimpin yang adil
Yaitu pemimpin yang memimpin manusia dengan haq dan tidak sekedar memimpin menuruti hawa nafsunya sendiri. Sebagaimana yang difirmankan Allah:
يَٰدَاوُۥدُ إِنَّا جَعَلْنَٰكَ خَلِيفَةًۭ فِى ٱلْأَرْضِ فَٱحْكُم بَيْنَ ٱلنَّاسِ بِٱلْحَقِّ وَلَا تَتَّبِعِ ٱلْهَوَىٰ فَيُضِلَّكَ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَضِلُّونَ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ لَهُمْ عَذَابٌۭ شَدِيدٌۢ بِمَا نَسُوا۟ يَوْمَ ٱلْحِسَابِ
Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan. (QS. Shad: 26)
Ialah pemimpin yang melaksanakan perintah Allah sebagaimana Dia berfirman:
۞ إِنَّ ٱللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَن تُؤَدُّوا۟ ٱلْأَمَٰنَٰتِ إِلَىٰٓ أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُم بَيْنَ ٱلنَّاسِ أَن تَحْكُمُوا۟ بِٱلْعَدْلِۚ إِنَّ ٱللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُم بِهِۦٓۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ سَمِيعًۢا بَصِيرًۭا
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (QS. An Nisa: 58)
Abu Hurairah meriwayatkan:
إِنَّ الْمُقْسِطِينَ عِنْدَ اللَّهِ عَلَى مَنَابِرَ مِنْ نُورٍ عَنْ يَمِينِ الرَّحْمَنِ عَزَّ وَجَلَّ وَكِلْتَا يَدَيْهِ يَمِينٌ الَّذِينَ يَعْدِلُونَ فِي حُكْمِهِمْ وَأَهْلِيهِمْ وَمَا وَلُوا
“Orang-orang yang berlaku adil berada di sisi Alloh di atas mimbar yang terbuat dari cahaya, di sebelah kanan Ar-Rahman Azza wa Jalla -sedangkan kedua tangan Alloh adalah kanan semua-. Yaitu orang-orang yang berlaku adil dalam hukum, adil dalam keluarga dan adil dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepada mereka.” (HR. Muslim no. 3406)
Inilah pahala bagi siapa yang berbuat adil dalam pemerintahannya, dan memberikan hak kepada empunya. Namun lihatlah kepada balasan bagi oprang yang sewenang-wenang dalam menghukum, berbuat dhalim dan tidak adil dalam memimpin, maka balasan dosanya juga sangat besar.
Allah berfirman:
وَلَا تَحْسَبَنَّ ٱللَّهَ غَٰفِلًا عَمَّا يَعْمَلُ ٱلظَّٰلِمُونَۚ إِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍۢ تَشْخَصُ فِيهِ ٱلْأَبْصَٰرُ
Dan janganlah sekali-kali kamu (Muhammad) mengira, bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang lalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak. (QS. Ibrahim: 42)
مَا مِنْ عَبْدٍ يَستَرْعِيهِ اللهُ رَعِيَّةً ، يَمُوتُ يَوْمَ يَمُوتُ وَهُوَ غَاشٌّ لِرَعِيَّتِهِ ، إِلاَّ حَرَّمَ اللهُ عَلَيْهِ الجَنَّة
‘Barangsiapa diberi beban oleh Allah untuk memimpin rakyatnya lalu mati dalam keadaan menipu rakyat, niscaya Allah mengharamkan Surga atasnya’.” (HR Muslim – 203)
2. Pemuda yang tumbuh dalam peribadatan kepada Allah
Allah telah memberikan taufik kepada pemuda ini, semenjak ia tumbuh, agar ia selalu dalam amal-amal yang shalih. Allah buat pemuda tersebut begitu mencintai amal-amal yang shalih saja, dan benci dengan amalan keburukan, serta menolongnya supaya selalu meninggalkan amal keburukan tersebut. Tumbuhnya pemuda ini baik karena factor tarbiyah yang shalih dari orang tuanya, atau bisa karena pertemanannya dengan teman yang shalih, atau factor-faktor yang lain. Allah menjaga pemuda ini dari pada kebanyakan pemuda yang lain yang tumbuh dari hal-hal yang sia-sia, senda gurau, menyepelekan shalat, dan hanya memperturutkan diri pada hawa nafsu belaka. Allah memuji pertumbuhan yang penuh berkah seperti ini dalam firman-Nya:
إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ ءَامَنُوا۟ بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَٰهُمْ هُدًۭى
Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk. (QS. Al Kahfi: 13)
Tatkala pemuda biasanya sangat kuat dalam masalah memperturuti syahwatnya, namun sangat menakjubkan disana ada pemuda yang dirinya selalu iltizam dalam ketaatan kepada Allah, dan bersungguh-sungguh dalam ibadahnya. Oleh Karena itu sangatlah pantas orang seperti ini mendapatkan lindungan Allah dihari yang tiada lindungan selain dari-Nya.
Pemuda ini mengetahui benar bahwa ia akan diminta pertanggung jawaban di akhirat nanti dari masa mudanya, maka ia kemudian mengamalkan wasiat nabi, yang berbunyi:
Ambillah kesempatan lima hal sebelum lima hal: Mudamu sebelum tuamu, luangmu sebelum sibukmu, hidupmu sebelum matimu, sehatmu sebelum sakitmu, kayamu sebelum miskinmu. (HR. Al Hakim dishahihkan Imam Al Albani dalam Shahih Al Jami’ As Shaghir)
3. Seseorang yang hatinya terkait dengan masjid
Ialah seseorang yang hampir-hampir ketika ia keluar dari masjid tidak tenang hingga ia kembali ke masjid. Karena masjid adalah rumah Allah, maka siapa yang masuk ke dalamnya ia adalah tamu Allah. Maka tidak ada lagi disana hati yang lebih baik, jiwa yang lebih bahagia dari pada seseorang yang menjadi tamu Rabbnya dan berada dalam lindungan-Nya.
Mereka itu adalah para pemakmur masjid yang hakikatnya diterangkan dalam firman Allah:
إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَٰجِدَ ٱللَّهِ مَنْ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ وَأَقَامَ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتَى ٱلزَّكَوٰةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا ٱللَّهَۖ فَعَسَىٰٓ أُو۟لَٰٓئِكَ أَن يَكُونُوا۟ مِنَ ٱلْمُهْتَدِينَ
Hanyalah yang memakmurkan mesjid-mesjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan salat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapa pun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. At taubah: 18)
Dari Abu Ad Darda’ radhiyallahu ‘anhu berkata: bersabda shallallahu ‘alaihi wa sallam:
اَلْمَسْجِدُ بَيْتُ كُلِّ تَقِيٍّ وَتَكَفَّلَ اللهُ لِمَنْ كَانَ الْمَسْجِدُ بَيْتَهُ بِالرُّوْحِ وَالرَّحْمَةِ وَالْجَوَازِ عَلَى الصِّرَاطِ اِلَى رِضْوَانِ اللهِ اِلَى الْجَنَّةِ
Masjid itu adalah rumah setiap orang yang bertaqwa, Allah memberi jaminan kepada orang yang menganggap masjid sebagai rumahnya, bahwa ia akan diberi ketenangan dan rahmat serta kemampuan untuk melintasi shiratal mustaqim menuju keridhaan Allah, yakni surga. (HR. Thabrani dan Bazzar dari Abud Darda radhiyallahu ‘anhu dishahihkan oleh Imam Al Albani dalam silsilah Ash Shahihah).
Para tamu ini di dunia akan mendapati jiwanya penuh ketenangan kebahagiaan, dan kenyamanan, sedang di akhirat dia akan mendapati kemuliaan segala yang ada di surga.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ أَوْ رَاحَ أَعَدَّ اللهُ لَهُ نُزُلًا مِنَ الْجَنَّةِ كُلَّمَا غَدَا أَوْ رَاحَ
“Barangsiapa pergi pagi hari ke masjid, atau petang hari, akan Allah sediakan untuknya tempat di surga setiap kali dia pergi (pagi atau petang hari).” (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah).
4. Dua orang yang saling mencintai karena Allah, bertemu dan berpisah karena-Nya
Iman yang paling kuat adalah bentuk cinta dan benci karena Allah
Allah berfirman:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مَن يَرْتَدَّ مِنكُمْ عَن دِينِهِۦ فَسَوْفَ يَأْتِى ٱللَّهُ بِقَوْمٍۢ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُۥٓ أَذِلَّةٍ عَلَى ٱلْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى ٱلْكَٰفِرِينَ يُجَٰهِدُونَ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ وَلَا يَخَافُونَ لَوْمَةَ لَآئِمٍۚ ذَٰلِكَ فَضْلُ ٱللَّهِ يُؤْتِيهِ مَن يَشَآءُۚ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ
Hai orang-orang yang beriman, barang siapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. (QS. Al Maidah: 54)
Dalam hadits riwayat Abu Umamah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ أَحَبَّ للهِ وَ أَبغَضَ للهِ وَ أَعْطَى للهِ وَ مَنَعَ للهِ فَقَدِ اسْتَكْمَلَ الإِيْمَانُ
“Barangsiapa mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah, menahan pemberian karena Allah, maka telah sempurnalah keimanannya”. (H.R. Abu Dawud dengan sanad yang dishahihkan Asy Syaikh Al Albani di dalam As Shahihah no. 360).
لَا تَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ حَتَى تُؤْمِنُوْا وَلَا تُؤْمِنُوْا حَتَى تَحَابُّوْا أَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوْهُ تَحَابَبْتُمْ ؟ أَفْشُوْا السَّلَامَ بَيْنَكُمْ
“Kalian tidak akan masuk surga hingga kalian beriman, dan kalian tidak akan beriman (dengan sempurna) hingga kalian saling mencintai. Maukan kalian aku tunjukkan sesuatu yang jika kalian melakukannya, maka kalian akan saling mencintai? Sebarkanlah salam diantara kalian” (HR. Muslim).
Inilah salah satu cara seorang hamba dalam memperoleh manis dan lezatnya iman. Yang menyatukan dua orang ini bukanlah karean hubungan kekerabatan, ataupun urusan dunia, namun yang menyatukan mereka adalah kecintaan kepada Allah hingga kematian memisahkan mereka berdua, dan mereka masih saja saling mencintai.
5. Seorang laki-laki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang memiliki kedudukan dan kecintaan, kemudian dia menolak dan lebih takut kepada Allah.
Wanita yang memiliki kecantikan dan kedudukan tentu perlu tekad yang berat dalam menghadapinya. Kalau bukan karena takutnya laki-laki ini kepada Allah, maka tentu begitu mudah dia akan tergelincir. Oleh karenanya sikap laki-laki ini adalah sangat luar biasa dibanding manusia pada umumnya. Ia pantas mendapatkan naungan Allah di hari kiamat. Sebagaimana Allah berfirman:
وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِۦ وَنَهَى ٱلنَّفْسَ عَنِ ٱلْهَوَىٰ فَإِنَّ ٱلْجَنَّةَ هِىَ ٱلْمَأْوَىٰ
Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal (nya). (QS. An Nazi’at: 40-41)
6. Seseorang yang bersedekah.
Betapa banyak orang yang bersedekah di dunia ini, dan betapa besar pahala yang diharapkan dari Allah dari sedekah mereka tersebut. Namun yang menjadi keistimewaan orang yang bersedekah dalam hadits ini, dan dia akan mendapatkan pahala yang besar yaitu naungan Allah yaitu karena keikhlasannya dalam bersedekah. Maka sampailah derajat sedekahnya pada posisi andai ia bisa menyembunyikan yang ia sedekahkan dari dirinya sendiri, akan ia lakukan. Allah memuji orang-orang yang bersedekah dengan firman-Nya:
إِن تُبْدُوا۟ ٱلصَّدَقَٰتِ فَنِعِمَّا هِىَ
Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali.
Kemudian Dia istimewakan orang yang bersedekah dengan sembunyi-sembunyi dengan lanjutan firman-Nya:
وَإِن تُخْفُوهَا وَتُؤْتُوهَا ٱلْفُقَرَآءَ فَهُوَ خَيْرٌۭ لَّكُمْۚ وَيُكَفِّرُ عَنكُم مِّن سَيِّـَٔاتِكُمْۗ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌۭ
Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. AL Baqarah: 271).
Abdullah bin Ja’far meriwayatkan hadits dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
صَدَقَةُ السِّرِّ تُطْفِئُ غَضَبَ الرَّبِّ
“Sedekah secara sembunyi memadamkan murka Rabbi (Allah).” (HR. At Thabrani dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahih Al jami’).
7. Seseorang yang hatinya penuh dengan cinta, ketundukan, dan pengagungan kepada Allah.
Dia kemudian berdzikir kepada-Nya di tempat yang sunyi yang tidak ada yang melihat melainkan hanya Allah saja. Ia menyebut keagungan, keutamaan, dan rahmat-Nya hingga berlinangan air matanya karena rasa rindu pada-Nya. Dalam hal ini dan yang serupa disebutkan oleh Allah di dalam firman-Nya:
إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ ٱلَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ ٱللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ ءَايَٰتُهُۥ زَادَتْهُمْ إِيمَٰنًۭا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhan-lah mereka bertawakal. (QS. Al Anfal: 2).
Juga firman Allah:
وَإِذَا سَمِعُوا۟ مَآ أُنزِلَ إِلَى ٱلرَّسُولِ تَرَىٰٓ أَعْيُنَهُمْ تَفِيضُ مِنَ ٱلدَّمْعِ مِمَّا عَرَفُوا۟ مِنَ ٱلْحَقِّۖ يَقُولُونَ رَبَّنَآ ءَامَنَّا فَٱكْتُبْنَا مَعَ ٱلشَّٰهِدِينَ
Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada Rasul (Muhammad), kamu melihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan kebenaran (Al Qur’an) yang telah mereka ketahui (dari kitab-kitab mereka sendiri); seraya berkata: “Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas kebenaran Al Qur’an dan kenabian Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.) (QS. Al Maidah: 83)
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhu berkata, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
عَيْنَانِ لاَ تَمَسُّهُمَا النَّارُ: عَيْنٌ بَكَتْ مِنْ خَشْيَةِ اللهِ وَعَيْنٌ بَاتَتْ تَحْرُسُ فِيْ سَبِيْلِ الله
“Dua mata yang tidak akan disentuh api Neraka, yakni mata yang menangis karena takut kepada Allah dan mata yang terjaga karena siaga (saat berjihad) di jalan Allah.” (Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, no. 1338 dan dishohihkan oleh al-Albani dalam al-Misykaah, no. 3829)
Beliau Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga diriwayatkan sangat sering menangis, demikian juga para salafush shalih setelahnya. Bahkan Allah memperingatkan kepada mereka pemilik hati yang keras dengan firman-Nya:
فَوَيْلٌۭ لِّلْقَٰسِيَةِ قُلُوبُهُم مِّن ذِكْرِ ٱللَّهِۚ أُو۟لَٰٓئِكَ فِى ضَلَٰلٍۢ مُّبِينٍ
Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata. (QS. Az Zumar: 22)
Semoga Allah memasukkan kita dalam golongan orang-orang yang dilindungi-Nya ini… Amin.
Disusun oleh : Ust. Rohmanto
