Dua Jurus Maut Godaan Setan Kepada Manusia
Manusia yang berhasil mendapatkan keridhaan Allah di akhirat adalah yang mentaati segala titah-Nya di dunia. Dia menjalankan segala perintah Allah dengan tanpa bertanya dan protes ini dan itu. Sami’na wa atha’na, kami mendengar dan kami taat itulah prinsipnya. Sedang orang yang tidak beriman dengan kehidupan akhirat pasti akan keberatan menjalankan perintah Allah disebabkan banyak hal yang tidak bisa dibuktikan,dan tidak bisa dirasakan saat menjalankan perintah tersebut. Seperti saat kita diminta Allah untuk mengimani adanya siksa kubur, adanya surga neraka, adanya mizan maka secara akal sulit kita membuktikan keberadaannya. Demikianlah karena kebahagiaan hidup di akhirat hanya diperuntukkan kepada orang-orang yang beriman. Orang yang percaya dengan segala firman Allah.
Dalam menjalankan keimanannya manusia dihadirkan sebuah musuh yang akan menguji ketebalan imannya. Musuh ini selalu hadir bukan hanya tatkala manusia melakukan kemaksiatan, namun hingga tatkala menjalankan ketaatan kepada Rabbnya. Ia tidak tampak, ia selalu siaga di depan, belakang, samping kanan dan kiri manusia. Ia senantiasa meluncurkan jurus-jurus mautnya, supaya manusia menjadi pengikutnya dan lupa taat kepada Rabbnya. Tipu dayanya sangat halus nyaris sering kali tidak disadari oleh manusia. Ia bisa menjelma menjadi orang yang dicintai, berubah menjadi benda yang paling disayangi dan menjadi pekerjaan yang sangat menyenangkan hati. Allah memperingatkan sejak dini bahwa sesuatu itu harus benar-benar dianggap musuh. Ya, benar dia adalah setan!
Allah berfirman:
إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ
Sungguh, setan itu musuh bagimu, maka perlakukanlah ia sebagai musuh, karena sesungguhnya setan itu hanya mengajak golongannya agar mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala. (QS. Fathir: 6)
Allah juga berfirman:
ثُمَّ لآتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ وَلا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ
Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).(QS Al A’raf: 17)
Setan memiliki dua jurus yang sangat tajam dalam menggoda manusia. Dikatakan tajam karena memang sangat banyak tingkat keberhasilannya. Apa dua jurus tersebut?
Pertama: Menimbulkan was-was dan keragu-raguan
Manusia digoda setan dengan menyusupkan di dalam hatinya pertanyaan-pertanyaan yang menimbulkan keragu-raguan dalam beriman. Pertanyaan-pertanyaan tentang dzat Allah dan tentang hal-hal yang ghaib dimana hal-hal tersebut memang Allah memberikan batas akal untuk bisa mencerna. Perhatikan bagaimana orang-orang Liberal tenggelam dengan masalah-masalah yang akhirnya akan membingungkan mereka sendiri, demikian juga ilmu-ilmu tasawuf dan paham sekuler yang meraja lela seperti penyakit yang menjamur di masyarakat saat ini. Mereka sibuk dengan masalah yang tidak ada faedahnya sedikitpun untuk keIslaman mereka dan lupa bahwa inilah jurus godaan setan yang paling tajam sedang dilancarkan.
Setan bahkan tidak henti menggoda manusia tatkala bermaksiat atau berdiam diri. Mereka juga menggoda, menyusupkan rasa was-was tatkala manusia beribadah sekalipun. Imam Bukhari dan Muslim dalam Shahihnya meriwayatkan dari Hadits Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِذَا نُودِيَ بِالصَّلَاةِ أَدْبَرَ الشَّيْطَانُ وَلَهُ ضُرَاطٌ حَتَّى لَا يَسْمَعَ التَّأْذِيْنَ، فَإِذَا قُضِيَ التَّأْذِيْنَ أَقْبَلَ، فَإِذَا ثُوِّبَ بِالصَّلَاةِ، أَدْبَرَ فَإِذَا قُضِيَ التَّثْوِيبُ، أَقْبَلَ حَتَّى يَخْطُرَ بَيْنَ الْمَرْءِ وَنَفْسِهِ، يَقُولُ اُذْكُرْ كَذَا، اُذْكُرْ كَذَا، لِـمَا لَـمْ يَكُنْ يَذْكُرُ، حَتَّى يَظَلَّ الرَّجُلُ لَا يَدْرِي كَمْ صَلَّى
“Jika diserukan untuk menunaikan shalat, maka setan berbalik dan dia memiliki kentut sehingga tidak mendengar adzan. Jika adzan telah usai dikumandangkan, dia berbalik menghadap. Jika dikumandangkan iqamah untuk shalat, dia berbalik; jika iqamah usai dikumandangkan dia berbalik menghadap. Sehingga membuat betikan di antara orang dan jiwanya. Sehingga dia mengatakan, ‘Ingat demikian dan ingat demikian, yang sebelumnya ia tidak mengingat apa-apa, hingga orang itu tidak tahu berapa rakaat dia telah menunaikan shalat.”
Kedua: Merusak hubungan Keluarga
Kejahatan setan yang lain pada kaum mukminin adalah dengan berbagai cara, diantara lagi adalah dengan merusak hubungan keluarga. Inilah yang terjadi pada keluarga Nabi Yusuf dengan saudara-saudaranya. Allah berfirman menceritakan dalam Al Quran:
وَرَفَعَ أَبَوَيْهِ عَلَى الْعَرْشِ وَخَرُّواْ لَهُ سُجَّدًا وَقَالَ يَا أَبَتِ هَـذَا تَأْوِيلُ رُؤْيَايَ مِن قَبْلُ قَدْ جَعَلَهَا رَبِّي حَقًّا وَقَدْ أَحْسَنَ بَي إِذْ أَخْرَجَنِي مِنَ السِّجْنِ وَجَاء بِكُم مِّنَ الْبَدْوِ مِن بَعْدِ أَن نَّزغَ الشَّيْطَانُ بَيْنِي وَبَيْنَ إِخْوَتِي إِنَّ رَبِّي لَطِيفٌ لِّمَا يَشَاء إِنَّهُ هُوَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ
“Dan ia menaikkan kedua ibu-bapanya ke atas singgasana. dan mereka (semuanya) merebahkan diri seraya sujud kepada Yusuf, dan berkata Yusuf: “Wahai ayahku inilah ta’bir mimpiku yang dahulu itu; Sesungguhnya Tuhanku telah menjadikannya suatu kenyataan. dan sesungguhnya Tuhanku telah berbuat baik kepadaku, ketika dia membebaskan aku dari rumah penjara dan ketika membawa kamu dari dusun padang pasir, setelah setan merusakkan (hubungan) antaraku dan saudara-saudaraku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Lembut terhadap apa yang dia kehendaki. Sesungguhnya Dialah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. Yusuf: 100)
Imam Muslim meriwayatkan di dalam Shahihnya dari hadits Jabir radhiyallahu anhu bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:
“Sesungguhnya setan telah berputus asa dalam menjadikan manusia menyembahnya di jazirah Arab, akan tetapi (dia menggoda) dengan menjadikan perselisihan aau adu domba diantara mereka.”
Imam Muslim meriwayatkan dalam Shahihnya dari Jabir ra bahwa Nabi saw bersabda:
إِنَّ إِبْلِيْسَ يَضَعُ عَرْشَهُ عَلَى الْمَاءِ ثُمَّ يَبْعَثُ سَرَايَاهُ فَأَدْنَاهُمْ مِنْهُ مَنْزِلَةً أَعْظَمُهُمْ فِتْنَةً يَجِيْءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُوْلُ فَعَلْتُ كَذَا وَكَذَا فَيَقُوْلُ مَا صَنَعْتَ شَيْئًا قَالَ ثُمَّ يَجِيْءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُوْلُ مَا تَرَكْتُهُ حَتَّى فَرَّقْتُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ امْرَأَتِهِ قَالَ فَيُدْنِيْهِ مِنْهُ وَيَقُوْلُ نِعْمَ أَنْتَ
“Sesungguhnya Iblis meletakkan singgasananya di atas air (laut) kemudian ia mengutus bala tentaranya. Maka yang paling dekat dengannya adalah yang paling besar fitnahnya. Datanglah salah seorang dari bala tentaranya dan berkata, “Aku telah melakukan begini dan begitu”. Iblis berkata, “Engkau sama sekali tidak melakukan sesuatupun”. Kemudian datang yang lain lagi dan berkata, “Aku tidak meninggalkannya (orang yang ia goda -pent) hingga aku berhasil memisahkan antara dia dan istrinya. Maka Iblis pun mendekatinya dan berkata, “Sungguh hebat engkau” [HR Muslim IV/2167 no 2813]
Semoga Allah menjadikan kita senantiasa waspada pada godaan setan dan diberikan kekuatan untuk menangkalnya.