Proses Penggalian Sumur Pesantren (tahap 1)
Dengan tenaga hanya 3 orang, sumur sedalam 8 meter mulai digali. Baru setengah meter ternyata sudah keluar air. Namun, mengikuti saran orang-orang tua sebaiknya tetap digali lagi karena air ini terlalu tinggi kandungan besinya, dengan ciri meski airnya bening namun air menimbulkan bekas warna kekuning-kuningan pada alirannya
Lihat digambar bagaimana air tanah ‘atas’ menimbulkan warna kuning yang artinya air ini tidak layak konsumsi. Mulailah para tukang menggali mengukir batu putih keras ini inchi demi inchi. Perhatikan lingkaran sumur tersebut benar-benar maha karya para tukang di abad modern ini. Hanya dengan modal besi linggis dan timba air mereka menyobek batu untuk bertemu sang mata air. Pemandangan yang langka! Barakallohu fihim.
Subhanallah setelah kedalaman 4 meter, mata air mulai menunjukkan keberadaannya. Air mulai keluar melalui celah tipis pada dinding batu sumur ini. Para tukang menggunakan diesel untuk menyedot air ke luar sumur supaya mereka bisa melanjutkkan menggali sumur lebih dalam. Mereka berkeyakinan ada mata air yang lebih besar di bawah sana.
Mau tahu kelanjutan perjuangan dahsyat mereka selama berminggu-minggu ini? Simak artikel selanjutnya…
Lokasi Pesantren:
Riyadhul Quran, Kadireso, Triwidadi, Pajangan, Bantul, Yogyakarta
Mau ikut donasi? Sms kami di: 081392373928