Jangan Buru-buru…!
Diantara sifat buruk yang dilarang oleh syariat adalah sifat suka terburu-buru. Inilah sifat yang banyak disampaikan di dalam Al Quran sebagai sifat yang hina dan bahkan dikatakan bagian dari sifat Setan.
Allah berfirman kepada Nabi Muhammad:
لَاتُحَرِّكْ بِهِ ۦ لِسَانَكَ لِتَعْجَلَ بِهِۦٓ
Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al Qur’an karena hendak cepat-cepat (menguasai) nya. (QS. Al Qiyamah: 16)
Akhlak Nabi Muhammad adalah Al Quran. Beliau berakhlak dan beretika dengan Al Quran, oleh karenanya beliau berkomitmen dengan pengarahan Allah ini dengan tidak terburu-buru, dan beliau berhati-hati dan bersabar. Oleh karena itu juga Rasulullah memberikan petunjuk kepada umatnya dengan sabdanya:
التَّأَنيِّ مِنَ اللهِ وَالعُجْلَةُ مِنَ الشَّيْطَانِ
“Sifat perlahan-lahan (sabar) berasal dari Allah. Sedangkan sifat ingin tergesa-gesa itu berasal dari setan.” (Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Ya’la dalam musnadnya dan Baihaqi dalam Sunanul Qubro. Syaikh Al Albani dalam Al Jami’ Ash Shoghir mengatakan bahwa hadits ini hasan)
Allah berfirman juga:
فَٱصْبِرْ كَمَا صَبَرَ أُو۟لُوا۟ ٱلْعَزْمِ مِنَ ٱلرُّسُلِ
“Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul yang telah bersabar. (QS. Al Ahqaf: 35)
Rasulullah adalah suri tauladan yang paling sabar, dan tidak tergesa dalam menghadapi suatu masalah sebagaimana banyak disebutkan dalam hadits.
Sedang bercepat-cepat untuk melakukan kebaikan, dan terburu meraih suatu kesempatan yang ada di depan mata adalah tindakan yang terpuji dan bukan tercela seperti yang disebutkan di atas. Sebagaimana disebutkan dalam ayat:
۞وَسَارِعُوٓا۟إِلَىٰ مَغْفِرَةٍۢ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا ٱلسَّمَٰوَٰتُ وَٱلْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al Imran: 133)
Juga firman Allah menceritakan kisah Musa:
قَالَ هُمْ أُو۟لَآءِ عَلَىٰٓ أَثَرِى وَعَجِلْتُ إِلَيْكَ رَبِّ لِتَرْضَىٰ
Berkata Musa: “Itulah mereka sedang menyusuli aku dan aku bersegera kepada-Mu. Ya Tuhanku, agar supaya Engkau ridha (kepadaku)”. (QS. Thaha: 84)
Sedang yang dikatakan tergesa-gesa yang haram adalah memutuskan perkara tanpa berfikir matang, musyawarah, dan istikharah. Di antara contoh tergesa-gesa yang dilarang adalah tergesa dalam hal mendoakan keburukan untuk keluarga, harta, dan anak saat kondisi marah. Dia berfirman:
وَيَدْعُ ٱلْإِنسَٰنُ بِٱلشَّرِّ دُعَآءَهُ ۥبِٱلْخَيْرِۖ وَكَانَ ٱلْإِنسَٰنُ عَجُولًۭا
“Dan manusia berdoa untuk kejahatan sebagaimana ia berdoa untuk kebaikan. Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa.” (QS. Isra: 11)
Dari Jabir bin Abdillah dia berkata: Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda:
لاَ تَدْعُوْاعَلىَ أَنْفُسِكُمْ وَلاَتَدْعُوْاعَلىَ أَوْلاَدِكُمْ وَلاَتَدْعُوْاعَلىَ أَمْوَالِكُمْ لاَتُوَافِقُوْامِنَ اللهِ سَاعَةُ يُسْأَلُ فِيْهَا عَطَاءً فَيَستَجِيْبَ لَكَ
“Janganlah kalian berdo’a untuk kebinasaan diri kalian, janganlah berdo’a untuk kebinasaan anak-anak kalian, dan jangan pula berdo’a untuk kebinasaan harta-harta kalian, jangan-jangan saat kalian berdo’a tersebut adalah saat dikabulkannya permohonan sehingga Dia mengabulkan do’a kalian”. (HR. Muslim no. 3009)
Kita perhatikan betapa banyak disana musibah-musibah, penyakit-penyakit, dan rusaknya generasi yang boleh jadi disebabkan doa keburukan atas mereka, sementara manusia tidak merasa.
Diantara contoh yang lain adalah manusia terburu-buru supaya doanya segera dikabulkan. Dari Abu Hurairah ra Nabi saw bersabda:
يُسْتَجَابُ لأَحَدِكُمْ مَا لَمْ يَعْجَلْ يَقُوْلُ دَعَوْتُ فَلَمْ يُسْتَجَبْ لِيْ
“Dikabulkan doa seseorang dari kalian selama ia tidak buru-buru,(dimana) ia berkata : ”Aku sudah berdoa namun belum dikabulkan doaku” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhari no. 5981 dan Muslim no. 2735].
Diantara contoh yang lain adalah tergesa-gesanya orang yang shalat, sehingga tidak menyempurnakan ruku’ dan sujudnya dengan tanpa tumakninah. Disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah bahwa seorang laki-laki shalat di samping Nabi. Kemudian Nabi bersabda kepadanya: kembalilah shalat, sungguh engkau belum shalat. Diucapkan tiga kali, dan setiap kali bersabda seperti itu. Kemudian beliau bersabda kepadanya: Jika engkau menegakkan shalat maka sempurnakanlah wudhu, kemudian menghadap kiblat dan bertakbirlah, kemudian bacalah Al Quran yang mudah bagimu, kemudian rukuklah hingga tumakninah (tenang), kemudian bangkitlah hingga tegak lurus, kemudian sujudlah hingga tumakninah.” (HR. Bukhari Muslim)
Di era kini, kita perhatikan banyak manusia yang menyesal hingga penyesalannya tiada guna. Sesalnya karena mereka tergesa-gesa dalam menyikapi beberapa perkara yang selayaknya mereka dahulu bersabar. Contohnya adalah orang yang tergesa-gesa mencerai istrinya hanya karena masalah sepele, mencaci keluarga, menyia-nyiakan anak-anak, dan menghancurkan kehidupan rumah tangganya. Akhirnya dia terjatuh dalam kesedihan dan keterputus asaan. Semua itu disebabkan ketergesa-gesaan dalam menyikapi sesuatu.
Diantara contoh lain adalah tergesa-gesa ketika mengendarai kendaraan, hingga menyebabkan kecelakaan lalu lintas. Pada akhirnya pelakunya menderita sakit yang parah, bahkan tidak sedikit yang cacat dan meninggal dunia. Semuanya disebabkan karena tergesa-gesa.
Diantara contoh yang lain adalah manusia tergesa-gesa dalam mencari rezki, kemudian mencari jalan pintas dengan cara yang haram dan tidak dituntunkan syariat. Dari Abu Umamah ra berkata dari hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi Dunya dalam kitab al Qana’ah, dan Ibnu Majah, serta al Hakim dalam al Mustadrak. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
إِنَّ رُوْحَ الْقُدُسِ نَفَثَ فِي رُوْعِي : لَنْ تَمُوْتَ نَفْسٌ حَتَّى تَسْتَكْمِلَ رِزْقَهَا فَاتَّقُوْا اللهَوَ أَجْمِلُوْافِي الطَّلَبِ وَلاَيَحْمِلَنَّ أَحَدَكُمْ اسْتِبْطَاءُ الرِّزْقِ أَنْ يَطْلُبَهُ بِمَعْصِيَةِ اللهِ فَإِنَّ اللهَ لاَ يُنَالُ مَاعِنْدَهُ إِلاَّبِطَاعَتِهِ
“Sesungguhnya Ruhul Quds (Malaikat Jibril) meniupkan ke dalam kalbuku : “Tidak akan ada jiwa yang mati sampai Allah Azza wa Jalla menyempurnakan rizkinya. Maka hendaklah kalian bertakwa kepada Allah, dan carilah rizki dengan cara yang baik. Janganlah keterlambatan rizki membuat salah seorang di antara kalian mencarinya dengan cara bermaksiat kepada Allah. Sesungguhnya apa yang di sisi Allah Azza wa Jalla tidak akan bisa diraih, kecuali dengan mentaatiNya”.
Semoga Allah menjadikan kita para hamba yang bersabar, dan bijak setiap menghadapi masalah.