Kan, Allah Maha Pengampun
Barangkali perkataan sebagai judul di atas sering kita dengar terlontar dari beberapa orang. Lebih khusus adalah seseorang yang bergelimang dosa kemudian tidak bersegera meninggalkan dosanya. Ia berdalih, bahwa Allah adalah Maha Pengampun. Ia tidak mau meninggalkan dosanya karena merasa bahwa Allah akan mengampuni dosanya, dan dosanya akan tertutup dengan kebaikannya yang lain. Akhirnya dia menunda taubat dan bahkan terus menerus melakukan dosa. Benarkah sikap seperti ini?
Allah Maha Pengampun
Ya, memang benar Allah Maha Pengampun lagi Maha Kasih kepada seluruh hamba-Nya. Bahkan banyak ayat dan hadits yang menggambarkan betapa besar pengampunan Allah kepada para hamba-Nya. Allah sendiri memberi nama pada dirinya sebagai Al Ghofur, dan disebutkan di dalam Al Quran sebanyak 91 ayat. Allah memberi nama diri-Nya Al Ghoffar di 5 ayat, dan Allah menyebut diri-Nya Al Ghafir di sebuah ayat dalah surat Ghofir ayat 3. Semua nama ini bermakna kemahapengampunnya Allah kepada seluruh hamba. Diantara ayat tentang ini adalah firman Allah:
۞ قُلْ يَٰعِبَادِىَ ٱلَّذِينَ أَسْرَفُوا۟ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا۟ مِن رَّحْمَةِ ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يَغْفِرُ ٱلذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلْغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ
Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Az-Zumar: 53)
Dan juga Hadits Nabi shallallahu alaihi wasallam, beliau bersabda:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : قَالَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ مَا دَعَوْتَنِي وَرَجَوْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَا كَانَ فِيكَ وَلَا أُبَالِي يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوبُكَ عَنَانَ السَّمَاءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ وَلَا أُبَالِي يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِي بِقُرَابِ الْأَرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لَقِيتَنِي لَا تُشْرِكُ بِي شَيْئًا لَأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً .
Dari Anas bin Mâlik Radhiyallahu anhu , beliau berkata: Aku telah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman, ‘Wahai, anak Adam! Sungguh selama engkau berdoa kepada-Ku dan berharap kepada-Ku, niscaya Aku ampuni semua dosa yang ada pada engkau, dan Aku tidak peduli. Wahai, anak Adam! Seandainya dosa-dosamu sampai setinggi awan di langit, kemudian engkau memohon ampunan kepada-Ku, niscaya Aku ampuni dan Aku tidak peduli. Wahai, anak Adam! Seandainya engkau menemui-Ku dengan membawa kesalahan sepenuh bumi, kemudian menemui-Ku dalam keadaan tidak mempersekutukan Aku sedikit pun, tentulah Aku akan memberikan pengampunan sepenuh bumi’.” (HR. At Turmudzi didalam Sunan At Turmudzi hadits no. 3540 dan dishahihkan oleh Al Albani)
Hanya bagi mereka yang bertaubat
Namun, sesungguhnya Allah mengganti keburukan hamba-Nya dengan kebaikan-kebaikan dari-Nya berupa ampunan ini adalah hanya bagi mereka yang bersungguh-sungguh dalam bertaubat. Lihatlah firman Allah berikut:
إِلَّا مَن تَابَ وَءَامَنَ وَعَمِلَ عَمَلًۭا صَٰلِحًۭا فَأُو۟لَٰٓئِكَ يُبَدِّلُ ٱللَّهُ سَيِّـَٔاتِهِمْ حَسَنَٰتٍۢ ۗ وَكَانَ ٱللَّهُ غَفُورًۭا رَّحِيمًۭا
“…kecuali orang-orang yang bertobat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Furqan: 70)
Jangan bermudah-mudahan bermaksiat
Maka tidak selayaknya seseorang bermudah-mudah dalam berbuat kemaksiatan dan dosa dengan dalih bahwa Allah Maha Pengampun. Benarlah Allah Maha Pengampun, namun pengampunan Allah adalah bagi mereka yang serius menyesali, tidak melakukan dosa lagi dan bertekad tidak mengulangi. Inilah mereka yang memenuhi syarat bertaubat dengan sungguh-sungguh. Jika dosa itu berkaitan dengan hak orang lain, maka hendaknya mengembalikan haknya terlebih dahulu kemudian meminta ampun kepada Allah. Seperti seseorang yang mencuri harta orang lain, hendaknya dia mengembalikan barang curiannya kemudian bertaubat kepada Allah. Inilah orang yang akan diampuni oleh Allah subhanahu wata’ala.
Lihatlah firman Allah berikut:
إِن تَكُونُوا۟ صَٰلِحِينَ فَإِنَّهُۥ كَانَ لِلْأَوَّٰبِينَ غَفُورًۭا
“Jika kamu orang-orang yang baik, maka sesungguhnya Dia Maha Pengampun bagi orang-orang yang bertobat.” (QS. Al Isra’: 25)
Dan juga firman Allah:
وَإِنِّى لَغَفَّارٌۭ لِّمَن تَابَ وَءَامَنَ وَعَمِلَ صَٰلِحًۭا ثُمَّ ٱهْتَدَىٰ
“Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertobat, beriman, beramal saleh, kemudian tetap di jalan yang benar.” (QS. Thaha: 82)
Yakin, Allah akan mengganti kebaikan
Tidaklah pantas seseorang menunda-nunda dalam bertaubat atau malah masih bergelimang dosa kemudian berharap bahwa Allah akan mengampuninya. Benar Allah akan mengampuninya jika ia bersegera mengganti kemaksiatannya dengan bertaubat dan berbuat kebaikan berupa amal shalih. Memang, terkadang seseorang ketika hendak bertaubat dia ditakut-takuti setan akan kehilangan pekerjaan, akan kehilangan teman bahkan keluarga, akan miskin, akan sakit dan seterusnya. Namun ingat, setan tidak pernah menjanjikan kebaikan kepada seorang manusia. Setan menggambarkan keburukan dosa adalah sebagai sesuatu yang indah dan ketaatan adalah sesuatu yang buruk dan mustahil dilakukan. Oleh karenanya ngatlah janji Allah:
وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجْعَل لَّهُۥ مَخْرَجًۭا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُۥٓ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ بَٰلِغُ أَمْرِهِۦ ۚ قَدْ جَعَلَ ٱللَّهُ لِكُلِّ شَىْءٍۢ قَدْرًۭا
Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. (QS. At Thalaq: 2)
Semoga Allah memudahkan kita untuk selalu bertaubat dan memberikan petunjuk dalam hidup kita.
Gunungsempu pagi berharap maghfirah Ilahi