Orientasi Hari Pembalasan
Di antara tempat yang paling agung dan wajib diimani oleh manusia serta hendaknya mempersiapkan diri menuju kesana adalah Yaum Al Hisab atau hari Pembalasan. Allah berfirman:
مَٰلِكِ يَوْمِ ٱلدِّينِ
“Yang menguasai hari pembalasan.” (Al Fatihah: 4).
Makna dari al Hisab adalah dimana manusia akan berhenti di hadapan Allah, kemudian akan dikorek amalan dan perkataannya selama di dunia, baik keimanan, kekafiran, keistiqamahan, dan pengingkarannya. Kemudian Allah akan memberikan raport catatan amalnya dari arah kanan jika manusia tersebut dari golongan orang yang baik (sholih), dan dari arah kirinya jika sebaliknya.
Allah berfirman:
إِنَّ إِلَيْنَآ إِيَابَهُمْ ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا حِسَابَهُم
Sesungguhnya kepada Kami-lah kembali mereka, kemudian sesungguhnya kewajiban Kami-lah menghisab mereka. (QS. Al Ghasiyah: 25,26)
فَأَمَّامَنْ أُوتِىَ كِتَٰبَهُۥ بِيَمِينِهِۦ فَسَوْفَ يُحَاسَبُ حِسَابًۭا يَسِيرًۭا وَيَنقَلِبُ إِلَىٰٓ أَهْلِهِۦ مَسْرُورًۭا وَأَمَّا مَنْ أُوتِىَ كِتَٰبَهُۥ وَرَآءَ ظَهْرِهِۦ فَسَوْفَ يَدْعُوا۟ ثُبُورًۭا وَيَصْلَىٰ سَعِيرًا
“Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah, dan dia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira. Adapun orang yang diberikan kitabnya dari belakang, maka dia akan berteriak: “Celakalah aku”. Dan dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka). (QS. Al Insyiqaq: 7-12)
Manusia akan binasa tanpa pengampunan Allah
لَيْسَ أَحَدٌ يُحَاسَبُ إِلَّا هَلَكَ قُلْتُ يَارَسُولَ اللَّهِ أَلَيْسَ اللَّهُ يَقُولُ حِسَابًا يَسِيرًا قَالَ ذَاكِ الْعَرْضُ وَلَكِنْ مَنْ نُوقِشَ الْحِسَابَ هَلَكَ
“Tidak ada seorangpun yang dihisab kecuali binasa,” Aku (Aisyah) bertanya,”Wahai Rasulullah, bukankah Allah berfirman ‘pemeriksaan yang mudah’?” Beliau menjawab,”Itu adalah al aradh, namun barangsiapa yang diperiksa hisabnya, maka binasa”.
Imam Ibnu Abil Izz (wafat tahun 792 H) menjelaskan, makna hadits ini adalah, seandainya Allah memeriksa dengan menghitung amal kebajikan dan keburukan dalam hisab hambaNya, tentulah akan mengadzab mereka dalam keadaan tidak menzhalimi mereka sedikitpun, namun Allah memaafkan dan mengampuninya.
Manusia akan dihisab sendiri-sendiri
Rasulullah bersabda shallallahu ‘alaihi wa sallam:
((مَامِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِل اسَيُكَلِّمُهُ اللهُ لَيْسَ بَيْنَهُ وَبَيْنَهُ تُرْجُمَانٌ. فَيَنْظُرُ أَيْمَنَ مِنْهُ فَلا يَرَى إِلا مَا قَدَّمَ وَيَنْظُرُ أَشْأَمَ مِنْهُ فَلا يَرَى إِلا مَاقَدَّمَ وَيَنْظُرُ بَيْنَ يَدَيْهِ فَلا يَرَى إِلا النَّارَ تِلْقَاءَ وَجْهِهِ. فَاتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ)) (متفق عليه) وزاد مسلم: ((وَلَوْ بِكَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ))
“Tidak ada seorang pun di antara kalian, kecuali nanti (pada hari kiamat) akan diajak bicara oleh Allah, yang antara dia dengan Allah tidak ada seorang penerjemah pun. Lalu dia melihat ke sebelah kanannya, maka dia tidak meilihat kecuali apa yang telah dilakukannya dan dia melihat ke sebelah kirinya, maka dia tidak melihat kecuali apa yang telah dilakukannya. Kemudian dia melihat ke depan maka dia tidak melihat kecuali neraka berada di hadapannya. Maka takutlah terhadap neraka walaupun (hanya berinfaq) dengan sebelah/setengah kurma!” (HR. Al-Bukhariy no.6539 dan Muslim no.1016) Dan dalam riwayat Muslim terdapat tambahan: “Walaupun hanya dengan mengucapkan perkataan yang baik!”
Ada diantara kaum mukmin yang masuk surga tanpa hisab
Sebagian orang yang beriman tidak dihisab dan tidak diazab karena kesempurnaan iman mereka Rasulullah memberitakan tentang mereka dalam sabdanya:
فَنَظَرْتُ فَإِذَا سَوَادٌ عَظِيمٌ فَقِيلَ لِي: انْظُرْإِلَى الْأُفُقِ الْآخَرِ. فَإِذَاسَوَادٌ عَظِيمٌ فَقِيلَ لِي: هَذِهِ أُمَّتُكَ، وَمَعَهُمْ سَبْعُونَ أَلْفًا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ بِغَيْرِ حِسَابٍ وَلَاعَذَابٍ
“Aku melihat ke ufuk, di sana ada satu rombongan yang sangat besar. Kemudian dikatakan kepadaku, ‘Lihatlah ke ufuk yang lain.’ Kemudian diberitahukan kepadaku, ‘Inilah umatmu. Di antara mereka ada 70.000 orang yang akan masuk surga tanpa hisab dan tanpa azab’.”
Kemudian Rasulullah menjelaskan ciri-ciri mereka:
هُمُ الَّذِينَ لَايَسْتَرْقُونَ وَلَايَتَطَيَّرُونَ وَلَايَكْتَوُونَ وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
“Mereka adalah orang-orang yang tidak minta diruqyah, tidak minta di-kai, tidak meramalkan nasib dengan burung, dan hanya kepada Rabbnya mereka bertawakal.” (Muttafaqun alaih dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhu)
Keadaan-keadaan manusia saat dihisab:
Seluruh amalan ditampakkan di depan mereka
يَوْمَ تَجِدُ كُلُّ نَفْسٍۢ مَّاعَمِلَتْ مِنْ خَيْرٍۢ مُّحْضَرًۭا وَمَا عَمِلَتْ مِن سُوٓءٍۢ تَوَدُّ لَوْأَنَّ بَيْنَهَا وَبَيْنَهُ ۥٓأَمَدًۢا بَعِيدًۭا
“Pada hari ketika tiap-tiap diri mendapati segala kebajikan dihadapkan (dimukanya), begitu (juga) kejahatan yang telah dikerjakannya; Ia ingin kalau kiranya antara ia dengan hari itu ada masa yang jauh.” (QS. Al Imran: 30)
Ada manusia yang akan diberi kitab catatan amalnya, dan dikatakan: “Hisablah sendiri dirimu.”
وَكُلَّ إِنسَٰنٍ أَلْزَمْنَٰهُ طَٰٓئِرَهُۥ فِى عُنُقِهِۦۖ وَنُخْرِجُلَهُ ۥيَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ كِتَٰبًۭا يَلْقَىٰهُ مَنشُورًا ٱقْرَأْكِتَٰبَكَ كَفَىٰ بِنَفْسِكَ ٱلْيَوْمَ عَلَيْكَ حَسِيبًۭا
“Dan tiap-tiap manusia itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana tetapnya kalung) pada lehernya. Dan Kami keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah kitab yang dijumpainya terbuka. “Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu.” (QS. Al Isra’: 14)
Maksudnya karena manusia akan mengerti semua amalannya tercatat, maka dia tidak akan merasa didhalimi oleh Allah saat diadili.
Ada manusia yang dihadirkan saksi baginya
Saksi ini bisa dari para rasul, malaikat, ummat nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dan juga anggota tubuhnya.
Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila Kami mendatangkan seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu). (QS. An-Nisa’: 41)
Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. (QS. Al Baqarah: 143)
Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah) dan yang mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu), mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al Infithar: 10-12)
Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan. (QS. Yasin: 65)
Diantara ada yang ditimbang amal kebajikan dan keburukannya
Timbangan pada hari itu ialah kebenaran (keadilan), maka barang siapa berat timbangan kebaikannya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung. Dan siapa yang ringan timbangan kebaikannya, maka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, disebabkan mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami. (QS. Al A’raf: 8-9)
Hadits Nabi: “Sesungguhnya Allah mendekat kepada seorang mukmin lalu Dia melindungi dan menutupinya. Lalu Allah berfirman, “Apakah kamu mengenal dosamu yang ini? Apakah kamu mengenal dosamu yang ini?” Maka mukmin tersebut berkata: “Ya, wahai Rabbku”. Hingga ketika Dia telah membuat dia mengakui semua dosanya dan dia memandang bahwa dirinya akan celaka, Allah berfirman, “Aku telah menutupi semua dosamu itu di dunia dan Aku mengampuninya untukmu pada hari ini.” Maka orang itu diberikan kitab catatan kebaikannya. Adapun orang kafir dan orang-orang munafik, maka para saksi berkata, “Mereka itulah orang-orang yang mendustakan Rabb mereka. Maka laknat Allah atas orang-orang yang zhalim”. (QS. Hud: 18) (HR. Al-Bukhari no. 2441)
Hikmah beriman kepada hari Al Hisab (pembalasan)
- Orang mukmin tatkala telah mengetahui bahwa pada nantinya dia akan berdiri di depanm Allah dan akan dihisab dengan sangat teliti, dia akan berusaha mempersiapkan pertemuan dengan Allah ini dengan menghisab diri di dunia sebelum di akhirat nanti.
ٱقْتَرَبَ لِلنَّاسِ حِسَابُهُمْ وَهُمْ فِى غَفْلَةٍۢ مُّعْرِضُونَ
Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedang mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling (daripadanya). (QS. Al Anbiya’: 1)
- Kekuatan Allah yang maha dahsyat yang mampu menghisab bangsa manusia dan jin seluruhnya satu per satu
فَوَرَبِّكَ لَنَسْـَٔلَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ عَمَّا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ
Maka demi Tuhanmu, Kami pasti akan menanyai mereka semua, tentang apa yang telah mereka kerjakan dahulu. (QS. Al Hijr: 92-93)
- Hisab ini sangat teliti
– Manusia akan ditanya tentang kesyirikan,dan kekufurannya, tentang sekutu-sekutu yang mereka jadikan wali selain Allah. Allah berfirman:
Dan dikatakan kepada mereka: “Di manakah berhala-berhala yang dahulu kamu selalu menyembah (nya) selain Allah? Dapatkah mereka menolong kamu atau menolong diri mereka sendiri?” (QS. Asy-Syu’ara’: 92-93)
– Manusia akan ditanya tentang shalatnya
Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَوَّلُ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ الصَّلاَةُ، فَإِنْ صَلُحَتْ صَلُحَ سَائِرُعَمَلِهِ، وَإِنْ فَسَدَتْ فَسَدَ سَائِرُعَمَلِهِ
“Amalan yg pertama kali dihisab dari seorang hamba adl shalatnya. Bila shalat baik mk baik pula seluruh amal sebalik jika shalat rusak mk rusak pula seluruh amalnya.” (HR. At Thabrani disahihkan Al Albani)
– Manusia akan ditanya tentang umur, masa muda, dan hartanya sebagaimana dalam hadits nabi yang terkenal. Juga akan ditanya tentang pendengaran, penglihatan, dan hatinya
Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. (QS. Al Isra’: 36)
– Akan ditanya tentang kenikmatan
kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu). (QS. At Takatsur: 8)
Sesungguhnya yang pertama akan dihisab di hari Kiamat adalah akan dikatakan seorang hamba: Bukankah aku sehatkan badanmu, dan aku beri kamu minum dengan air yang dingin? (HR. Al Hakim yang dishahihkan Al Albani)
“Lalu Allah menemui hambaNya dan berkata : “Wahai Fulan! Bukankah Aku telah memuliakanmu, menjadikan engkau sebagai pemimpin, menikahkanmu dan menundukkan untukmu kuda dan onta, serta memudahkanmu memimpin dan memiliki harta banyak?” Maka ia menjawab: “Benar”. Allah berkata lagi: “Apakah engkau telah meyakini akan menjumpaiKu?” Maka ia menjawab: “Tidak,” maka Allah berfirman : “Aku biarkan engkau sebagaimana engkau telah melupakanKu”.
– Akan ditanya tentang perjanjian dengan sesama manusia
“Dan penuhilah janji; sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya. (QS. Al Isra’: 34)
)* Mengambil inti sari dari kitab durus yaumiyyah karya para khatib masjid di Madinah Al Munawarah
Disampaikan dalam Pengajian Pasca Haji Rindu Ka’bah