Sebab dan Solusi Anak Malas Mengerjakan PR
Tidak sedikit orang tua yang mengeluhkan problem anaknya, dari masalah yang sepele hingga masalah yang besar dan rumit penyelesaiannya. Masalah sepele namun jika tidak dicarikan jalan keluarnya suatu saat bisa jadi bukan dinamakan sepele lagi. Contohnya adalah masalah anak yang tidak suka menyelesaikan PR sekolah. Nah, pada pembahasan kali ini akan disampaikan tentang faktor hingga solusi dari masalah sepele yang bukan sepele ini. Kenapa dan bagaimana solusinya bagi anak yang malas mengerjakan PR.
Bagian Pertama: Faktor Penyebab
Pokok masalah anak malas mengerjakan PR sebenarnya adalah dampak dari masalah lain yaitu tidak adanya rasa tanggung jawab dan ketidaksukaan anak terhadap pelajaran. Namun penyebab yang nampak bisa jadi berbeda-beda sesuai dengan keadaannya masing-masing. Berikut ringkasan faktor penyebabnya:
Dari sisi guru
Ketidaksukaan anak terhadap pelajaran guru adalah sumber masalah dalam hal ini. Karena sebenarnya anak jika suka dengan sesuatu pasti akan melakukannya tanpa didorong dan tanpa dipaksa. Ia akan melakukan dengan senang hati seakan sedang melakukan permainan sepak bola yang ia sukai. Sebab lain juga karena tidak ada penjelasan yang lengkap tentang PR anak tersebut. Pada akhirnya PR menjadikan anak terlalu berpikir luas dengan pikiran dan bayangan yang salah.
Dari sisi orang tua
Penyebab dari sisi ini adalah tidak adanya dorongan dari orang tua kepada anak untuk segera mengerjakan PR. Betapa banyak masalah anak karena memang tidak ada dorongan dari orang tuanya. Orang tua bersikap acuh, atau sekedar perintah ini dan itu tanpa memantaunya lebih lanjut.
Dari sisi anak
Sikap acuh dan banyaknya faktor pengganggu menjadi sebab lalainya anak dalam segala hal. Inilah sumber masalah bagi anak yang malas mengerjakan PR. Anak merasa ada hal yang lebih menyenangkan dan lebih utama dia kerjakan seperti bermain dan melihat TV daripada mengerjakan PR.
Bagian Kedua: Solusi
Pada bagian ini adalah dua hal yang ingin kita sampaikan. Yang pertama hendaknya orang tua lebih banyak membaca buku berkaitan dengan pendidikan anak dan pengembangan hobi anak. Yang kedua harus diingat bahwa masalah pada seorang manusia itu selalu terbangun dan saling terkait antara satu dengan yang lainnya. Karena manusia itu sendiri terbentuk dari kecerdasan, interaksi, dan perilaku atau akhlak. Oleh karena itu terkadang solusi pada suatu masalah adalah dengan menggabungkan beberapa solusi hingga terbentuk suatu jurus yang jitu, efisien, dan tepat sasaran. Intinya dalam hal ini adalah bagaimana setiap pihak bekerja sama mengurai masalah anak; baik dari sisi orang tua, guru, dan juga anak itu sendiri. Masalah tidak akan selesai jika masing-masing tidak mau introspeksi dan segera memperbaiki diri jika masih belum maksimal dengan masalah sang anak.
Solusi dari sisi guru
Guru harus bisa memadukan sisi mengajar dan belajar ketika memberikan PR. Artinya antara seorang guru dan siswa ada kesepakatan janji dalam menyelesaikan Prnya dengan baik dan disiplin. Tingkat kesulitan dan jangka waktu mengerjakan harus benar-benar disesuaikan dengan kemampuan siswa. Ingatlah, siswa terkadang bukan hanya mengerjakan PR satu mata pelajaran saja.
Seorang guru juga harus mengetahui penyebab beberapa siswa yang tidak menyelesaikan PRnya. Hal ini supaya menjadi pelajaran berharga bagi siswa yang bersangkutan dan juga teman-temannya. Caranya dengan suatu saat siswa diberi tugas mengarang tentang sebab malasnya siswa mengerjakan PR. Dengan ini guru akan segera mengetahui akar masalahnya kemudian segera memberikan solusinya. Karena terkadang suatu problem berkaitan dengan cara pandang siswa yang salah, dan langkah pertama meluruskannya adalah dengan mengetahui masalah tersebut sejak dini.
Solusi dari sisi orang tua
Orang tua hendaknya memberikan bantuan dan semangat yang maksimal kepada anaknya dalam hal ini. Pertama yang dilakukan orang tua adalah mengetahui hal yang merangsang dan yang menyenangkan bagi anak dalam hal pelajarannya. Baik dengan membuat catatan kecil atau dengan meminta mereka menulis apa yang mereka ketahui kemudian mengambil intisari catatannya yang berkaitan dengan PR. Bisa juga mengaktifkan segala sarana yang ada hubungannya dengan PR, baik dari koran, majalah, radio, internet, TV dan alat-alat elektronik lain.
PR terkadang memang berbeda-beda tingkat kesulitannya. Maka orang tua harus berusaha membantu menyelesaikan dan menerangkan PR tersebut. Hal ini supaya anak benar-benar merasa bahwa keluarga ‘sehati’ bersamanya dalam menyelesaikan PR. Yang terakhir, hendaknya selalu memberikan rasa tanggung jawab kepada anak dan disiplin waktu. Paling tepat adalah memberi batasan waktu tertentu untuk pelajarannya di rumah, misalnya setelah pulang dari sekolah, atau setelah makan dan seterusnya. Demikian juga memberikan batasan lamanya setiap aktivitas anak, hingga meskipun suatu saat tidak ada PR, bisa diganti dengan mengulang pelajaran atau minimal membaca pelajaran yang disampaikan guru hari itu.
Solusi dari segi anak
Pribadi anak juga menjadi faktor selesai dan tidak selesai tugasnya. Seorang anak hendaknya berusaha seimbang mengatur aktivitas harian. Sebagaimana Rasulullah bersabda dalam Shahih Muslim, “…masing-masing ada saatnya.” Maksudnya adalah di sana ada waktu untuk belajar, dan waktu untuk istirahat dan seterusnya. Seimbang dalam beraktivitas tertentu jangan menabrak waktu aktivitas yang lain. Tidak kalah penting juga mendidik anak supaya tertib dalam urusan prioritas pekerjaan. Seorang ibu harus benar-benar mengajari anaknya melakukan pekerjaan prioritas, mana yang paling penting dari yang penting. Misalnya ketika terdengar adzan mana yang prioritas antara shalat dengan belajar? Ketika pulang dari sekolah mana yang prioritas apakah bermain atau mengerjakan PR? Tentukan prioritasmu, akan kau kendalikan hidupmu, demikian pepatah mengatakan.
Penutup
PR atau Pekerjaan Rumah adalah kesempatan melejitkan prestasi anak dan sarana penghubung madrasah dengan keluarga. PR adalah metode mengangkat kualitas hasil pendidikan, tentu dengan syarat jika dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Semoga Allah memberikan kita semua anak-anak yang berprestasi dan mencintai ilmu-Nya. Amiin