Sekolah Siluman Anak-anak Kita
Peran orang tua dalam mendidik anak memang sangat besar. Anak tumbuh dewasa berdasar atas didikan kedua orang tuanya. Masa depan anak tergantung bagaimana pendidikan orang tuanya ketika kecil. Namun, sebagai sesuatu yang salah jika orang tua berkeyakinan bahwa pendidikan anak hanya diperankan oleh mereka saja. Ternyata banyak pihak yang begitu berperan dalam menentukan warna pendidikan anak. Bahkan terkadang lebih intens daripada peran orang tua. Pihak-pihak yang sangat berperan mewarnai anak tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
Pertama: Sekolah
Kebanyakan masa keseharian anak habis di sekolahannya. Sekolah merupakan lingkungan baru bagi anak, dimana anak lebih lama tinggal di sekolah dari pada di rumahnya sejak pagi hingga siang hari, bahkan ada yang hingga sore hari anak berada di sekolah. Sementara waktunya di rumah hanya setelah bangun tidur dan menjelang tidur. Waktu selain itu masih dihabiskan untuk perjalanan dan persiapan menyambut waktunya di sekolah. Sekolah merupakan tempat bertemunya anak dengan ratusan anak lain yang lahir dari latar belakang sosial dan lingkungan yang berbeda-beda. Sekuat apapun pendidikan orang tua, anak pasti akan terwarnai dengan teman-temannya di sekolah. Anak akan sangat cenderung meniru teman hasil dari pergaulan dan hubungan interaksinya. Jangan berpikir tiga tahun, satu hari pun mereka akan cenderung dengan sifat teman-teman sebayanya. Inilah pentingnya bagi orang tua memilihkan anak untuk masuk ke sekolah yang memiliki murid-murid yang terjaga akhlaknya. Bukan sekedar sekolah-sekolah yang mengejar nilai Ujian Nasionalnya atau tujuan keduniawiaan lain.
Selain teman yang begitu kuat mewarnai pendidikan anak, guru atau pengajar demikian juga. Pengajar di sekolah berasal dari berbagai macam latar belakang pemikiran dan budaya serta kepribadian. Di antara mereka ada yang telah tertanam aqidah yang kuat, namun tidak sedikit juga di antara mereka yang hanya mengekor terhadap budaya dan pemikiran orang kafir yang rusak. Segala dalil dan contoh saat mereka mengajar adalah perkataan tokoh-tokoh orang kafir, seakan agama kita kehabisan tokoh sebagai teladan. Guru sangan memiliki peran dalam mendidik anak-anak didiknya. Oleh sebab itu, kurikulum dalam sebuah sekolah harus mutlak diketahui orang tua sebelum mendaftarkan anaknya di sekolah tersebut.
Kedua: Media Massa
Media massa semuanya sangat berpengaruh bagi pendidikan seorang anak. Entah media massa elektronik maupun cetak. Televisi misalnya, sangat berpengaruh dan banyak bahayanya dalam merusak pendidikan anak. Dalam sisi yang lain memang televisi sebagai sumber berita, wahana penebar wacana baru, menimba ilmu pengetahuan pada anak. Namun sebenarnya televisi menjadi sarana empuk dan senjata pamungkas masal musuh Islam untuk menghancurkan nilaki-nilai dasar Islam dan kepribadian Islami pada generasi muda. Di dalam tayangan televisi segala sumber kesyirikan dan kemaksiatan begitu kuat disajikan kepada penontonnya. Acara-acara yang disuguhkan banyak yang berbau kekufuran, kesyirikan, horror, mistik, tahayul, hingga cerita-cerita bohong yang sangat tidak sesuai dengan ajaran Islam. Terkadang anak disajikan acara kehebatan seorang tokoh yang dianggap pahlawan, padahal sejatinya dia perusak ajaran Islam.
Seluruh orang tua hendaknya selalu waspada dalam membentengi para generasi muda dari pengaruh media dan siaran televisi. Dan hendaknya kaum muslimin berusaha sekuat tenaga bangkit untuk membuat acara dan program televisi yang memuat ajaran Islam yang murni sebagai pengganti dari siaran televisi yang rusak tersebut.
Ketiga: Internet
Luar biasa pengaruh sebuah benda bernama internet ini! Generasi muda Islam hampir tidak ada yang tidak berhubungan dengan internet di kesehariannya. Mulai dari akses HP (Hand Phone) yang begitu murah nyaris tidak mengeluarkan biaya, hingga Warnet (Warung Internet) yang hanya dengan membayar tidak lebih dari Rp. 2.500 saja bahkan lebih murah dari itu. Apa yang ada di internet sesungguhnya lebih dahsyat dari yang ada di televisi. Di televisi anak tidak bisa memilih atau mengganti program lebih dari apa yang disajikan oleh stasiun televisi. Namun berbeda di internet, anak bisa memilih apa saja yang dikehendaki. Ibarat pisau, internet bisa digunakan untuk kebaikan juga keburukan. Sekuat apapun pendidikan yang ditanamkan oleh orang tua, namun jika anak telah mengenal internet pasti akan terpengaruh darinya. Jika tidak terpengaruh keburukan, minimal anak terpengaruh dari menghabiskan waktunya dalam hal yang sia-sia seperti Facebook, Chatting, Download film juga game dan seterusnya. Generasi muda di negara Indonesia dan lainnya akhir-akhir ini begitu cepat rusak akhlak dan moralitasnya karena pengaruh benda tak nampak bernama Internet. Maka bagi orang tua, waspadailah!
Keempat: Hand Phone
Tidak diragukan bahwa hand phone atau ponsel merupakan sarana yang paling urgen pada zaman sekarang ini. Ianya mampu menjadikan waktu semakin efektif dan informasi semakin cepat serta berbagai macam usaha dan pekerajaan mampu diselesaikan dalam waktu yang lebih singkat. Dalam beberapa detik saja kita mampu menjangkau seluruh belahan dunia. Namun tidak jarang kenikmatan tersebut terkadang disalah gunakan hingga menimbulkan petaka dalam rumah tangga.
Namun, banyak orang memanfaatkan kenikmatan ini sebagai sarana untuk merusak pemuda dan pemudi apalagi ketika mereka lepas kendali dan orang tua yang tidak waspada. Sekat-sekat malu dan privasi seakan musnah seketika antara lawan jenis jika sudah berhadapan dengan yang namanya HP. Setiap orang bisa seakan masuk kamar orang lain hanya dengan benda kecil ini. Orang-orang rendahan yang ingin merusak orang lain ini selalu berfikir untuk melucuti kesucian dakn kehormatan wanita, sehingga mereka menjadi wanita hina dan siap menjadi alat penghancur moral dan nilai kemuliaan dan harga diri menjadi taruhan serta rumah tangga menjadi berantakan.
Semua itu berasal dari rayuan gombal para pengumbar hawa nafsu dan kata sihir bernama “Cinta”. Cinta seakan sebagai Tuhan yang diharapkan setiap orang. Padahal sejatinya, mereka tidak mengenal apa arti cinta yang sesungguhnya. Setelah kata cinta diluncurkan, baru jurus setelahnya yaitu “Jumpa Darat”. Dari sini mulailah setan menggambarkan kemaksiatan-kemaksiatan yang lahir dari perjumpaan itu sebagai hal yang sangat menyenangkan dan selalu dirindukan. Pada akhirnya penyesalan-penyesalan diterima sang gadis dan berakhir dengan menangisi perbuatannya. Maka orang tua benar-benar harus teliti dalam mengawasi dan mengontrol anak-anak agar tidak menjadi mangsa orang yang tidak bertanggung jawab dan pemuas nafsu setan laknatullohi alaih.
Inilah beberapa pihak yang sangat berpengaruh pada pendidikan anak yang terkadang lebih intens dan kuat dalam mewarnai pribadi seorang anak. Masih ada pihak-pihak lain yang tidak kalah pengaruhnya seperti majalah-majalah, teman-teman, jalanan, dan juga keshalihan dari orang tua anak itu sendiri. Dari hal ini dapat diambil pelajaran, bahwa tugas orang tua hendaknya fokus pada pendidikan anaknya. Tidak cukup hanya mendidik anak ketika di rumah, namun selama 24 jam hendaknya selalu memantau perkembangan pendidikan anaknya. Atau, penyesalan yang diterima pada akhirnya. Semoga Allah mengaruniakan kemudahan pada setiap orang tua dalam mendidik anak supaya beraqidah yang shahih dan berakhlak yang mulia. Amin