Anak Antara Karunia dan Ujian
*Anak Bisa Menjadi ‘Musuh’*
Allâh Azza wa Jalla berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka. [At-Taghâbun/64:14]
Ini merupakan peringatan dari Allâh Azza wa Jalla bagi kaum Mukminin dari terperdaya oleh istri-istri dan anak-anak. Sesungguhnya sebagian mereka menjadi musuh bagi kalian. Maksud dari musuh itu adalah pihak yang menginginkan keburukan bagi kita.
Pada ayat berikutnya, Allâh Azza wa Jalla mengingatkan kembali bahwa anak-anak bisa menjadi sumber fitnah. Allâh Azza wa Jalla berfirman:
إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ ۚ وَاللَّهُ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ
Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu); di sisi Allâh pahala yang besar. [At-Taghâbun/64:15]
Dalam ayat ini, Allâh Azza wa Jalla menasehati para hamba-Nya agar jangan sampai rasa cinta ini mendorong orang tua untuk memenuhi keinginan-keinginan anak yang mengandung larangan syariat.
Imam Ibnu Katsîr rahimahullah menyebutkan bahwa bentuk ‘permusuhan’ anak terhadap orang tua adalah menjadikan orang tua lalai untuk beramal shaleh. Hal ini senada dengan makna firman Allâh Azza wa Jalla berikut:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ ۚ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَٰلِكَ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allâh. Barang siapa yang membuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang merugi. [Al-Munâfiqûn/63:9]
Maka rasa cinta kepada anak terkadang menyebabkan orangtua selalu memenuhi keinginan anaknya tanpa batas. Memberikan mereka fasilitas yang tidak mendatangkan manfaat. Misalnya HP, motor, internet dan sebagainya.
Termasuk juga karena sebab cinta, orang tua tidak mendisiplinkan anak untuk beribadah, atau bahkan malah larut tidak disiplin ibadah karena alasan ‘momong’ anak.
Orang yang beriman selayaknya menjadikan anak sebagai ladang dakwahnya, yang semakin mendekatkan dirinya kepada Allah.
🌱Grup Wa Riyadhul Quran