Makna Sesungguhnya dari Silaturahmi
Tulisan kali ini adalah untuk menjelaskan sesungguhnya arti dari silaturahmi. Silaturahmi sebenarnya aslinya terdiri dari dua kata yaitu Silah dan Ar Rahim. Silah adalah tali, sedang Ar Rahim adalah nasab dari garis bapak dan ibu kita. Jamaknya dari Ar Rahim adalah Al Arham. Inilah orang-orang yang dimaksud di dalam firman Allah ta’ala dalam surat Al Anfal dan Al Ahzab berikut ini:
وَأُو۟لُوا۟ ٱلْأَرْحَامِ بَعْضُهُمْ أَوْلَىٰ بِبَعْضٍۢ فِى كِتَٰبِ ٱللَّهِ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌۢ
“Orang-orang yang mempunyai hubungan itu sebagiannya lebih berhak terhadap sesamanya (daripada yang kerabat) di dalam kitab Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al Anfal: 75)
وَأُو۟لُوا۟ ٱلْأَرْحَامِ بَعْضُهُمْ أَوْلَىٰ بِبَعْضٍۢ فِى كِتَٰبِ ٱللَّهِ مِنَ ٱلْمُؤْمِنِينَ وَٱلْمُهَٰجِرِينَ إِلَّآ أَن تَفْعَلُوٓا۟ إِلَىٰٓ أَوْلِيَآئِكُم مَّعْرُوفًۭا ۚ كَانَ ذَٰلِكَ فِى ٱلْكِتَٰبِ مَسْطُورًۭا
Dan orang-orang yang mempunyai hubungan darah satu sama lain lebih berhak (waris mewarisi) di dalam Kitab Allah daripada orang-orang mukmin dan orang-orang Muhajirin, kecuali kalau kamu mau berbuat baik kepada saudara-saudaramu (seagama). Adalah yang demikian itu telah tertulis di dalam Kitab (Allah). (QS. Al Ahzab: 6)
Ar Rahim yang paling dekat dengan kita adalah: bapak, ibu, kakek, anak-anak, dan anak-anak mereka, kemudian keturunan mereka, kemudian nasab yang paling dekat. Yang paling dekat disini adalah dari sisi saudara dan anak-anak mereka, paman-paman, bibi-bibi dari garis ayah, serta anak-anak mereka. Kemudian paman-paman dari garis ibu dan bibi-bibi dari garis ibu serta anak-anak mereka.
Sungguh benar apa yang disampaikan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tatkala beliau ditanya seseorang:
“Siapakah orang yang paling berhak dalam aku berbuat baik kepadanya wahai Rasulullah? Beliau menjawab: Ibumu. Kemudian siapa? Beliau menjawab: Ibumu. Kemudian siapa? Ibumu.Kemudian siapa? Beliau menjawab: Bapakmu. Kemudian keluarga yang paling dekat dan paling dekat.” (Dikeluarkan oleh Imam Muslim dalam shahihnya. Dan hadits-hadits yang semisal ini sangatlah banyak)
Sedangkan kerabat istri bukanlah Ar Rahim bagi suaminya jika bukan dari garis kerabatnya. Akan tetapi mereka adalah Ar Rahim dari anak-anaknya.
Dari penjelasan di atas bisa ditarik kesimpulan bahwa penggunaan kata silaturahmi kepada teman yang tidak ada hubungan kerabat adalah tidak tepat. Silaturahmi seperti ini lazimnya disebut ziarah atau kunjungan dan bukan silaturahmi. Sedang silaturahmi adalah menjalin kedekatan hubungan dengan kerabat-kerabat.
Contoh hadits berkaitan silaturahmi adalah sebagai berikut
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِى رِزْقِهِ ، وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِى أَثَرِهِ ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
“Siapa yang suka dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya hendaklah dia menyambung silaturahmi.” (HR. Bukhari no. 5985 dan Muslim no. 2557)
Sedang menjalin kedekatan hubungan dengan teman hendaknya disebut kunjungan atau ziarah, seperti dalam hadits:
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَنْ عَادَ مَرِيضًا أَوْ زَارَ أَخًا لَهُ فِي اللَّهِ نَادَاهُ مُنَادٍ أَنْ طِبْتَ وَطَابَ مَمْشَاكَ وَتَبَوَّأْتَ مِنْ الْجَنَّةِ مَنْزِلًا
“Siapa yang menjenguk orang sakit atau mengunjungi suadaranya seiman, maka ada yang menyeru dari langit: kamu adalah orang baik, dan langkahmu juga baik dan engkau berhak menempati satu tempat di surga.” (HR. Al-Tirmidzi, dan dishahihkan Syaikh Al-Albani dalam Shahih al-Targhib wa al-Tarhib, no. 2578)
Gunungsempu, 11.52, 25 April 2015