Supaya Anak Gemar Membaca
Hobi membaca adalah sebuah anugrah besar yang kasat mata yang dimiliki seorang manusia. Segala ilmu pengetahuan terbuka dari membaca. Namun ironisnya, beberapa penelitian menunjukkan bahwa minat membaca di negara-negara Islam sangat rendah dibanding negara-negara Eropa. lihatlah di Negara kita saja, di saat orang menunggu di halte bis, atau sedang duduk santai paling banyak malah hanya membuka HP facebook-an, yang sangat tidak manfaat dibanding membaca buku.
Mengapa membimbing anak untuk membaca?
Tujuan membacakan sesuatu untuk anak agar mereka terbiasa membaca semenjak kecil. Anak yang tidak terbiasa membaca dan tidak melihat orang tuanya membaca, mustahil akan gemar membaca di waktu besarnya. Akhirnya pengetahuan anak sangat minim sekali, baik di waktu kecilnya juga ketika dewasa. Padahal sejarah menceritakan bagaimana orang tua dahulu senang membacakan sesuatu untuk anak-anaknya. Para shahabat meriwayatkan sirah perjalanan hidup Rasulullah kepada anak-anak mereka. Sisi kehidupan beliau, keluarga beliau, peperangan, hingga muamalah Rasulullah diriwayatkan detail kepada anak-anak mereka. Di masa kini, tanyalah pada para alim ulama dan cendekia tentang bagaimana pengaruh bimbingan bacaan orang tua mereka sewaktu kecil. Pasti jawabannya tidak jauh dengan masa lalu, yaitu membaca adalah kuncinya.
Membaca untuk anak akan membuat kita mengerti apa sebenarnya hobi, kesenangan, bakat dan minat anak. Dengan demikian anak bisa diarahkan bakatnya pada hal-hal yang postif dan membangun. Sekaligus dijauhkan dari kekeliruan mereka dalam mengembangkan bakatnya semenjak dini.Membaca untuk anak akan menambah pengetahuan dan wawasannya. Dengan demikian berarti anak terbantu menjadi seorang yang menonjol dalam suatu pelajaran, karena memiliki banyak wawasan dan pengetahuan. Anak juga akan memahami materi dengan cepat tanpa susah payah, dan tanpa waktu lama. Membaca untuk anak juga akan membantu mereka dalam menghadapi problema hidup. Mereka akan mampu menghadapi suatu masalah merujuk pada kisah yang pernah mereka baca dan mereka dengar.
Bacaan apa yang tepat untuk anak?
Pada mulanya hendaknya diketahui bahwa pada prinsipnya segala yang dibacakan untuk anak yang penting dapat memberipengaruh positif atas pribadi mereka. Dan supaya pada waktunya nanti mereka menjadi pelaku, yaitu orang yang gemar membaca. Oleh karena itu hendaknya benar-benar selektif dalam mencari materi yang paling cocok dengan usia anak saat itu.
Anak yang berumur 3-7 tahun menyenangi kisah, dan inilah materi terbanyak yang sesuai dengan usia mereka. Namun hendaknya dalam membacakan kisah diperhatikan hal-hal berikut ini:
- Pilihlah kisah yang berkaitan dengan binatang dan tumbuh-tumbuhan. Juga segala yang berkaitan dengan orang yang dekat dengan anak seperti kisah tentang ayah, ibu, saudara, dan teman-teman. Jangan ceritakan kepada anak segala hal yang asing bagi mereka.
- Pilihlah kisah yang mencampurkan antara hayalan dan kenyataan yang bisa memberikan ‘rasa hidup’ dalam berkisah. Semisal burung-burung yang saling berbicara. Tentu pembicaraan mereka tidaklah nyata, namun tidak mengapa karena justru akan memberikan kesenangan anak dalam berhayal.
- Pilih cerita yang pendek, sedikit dialog dan pemainnya. Karena jika terlalu panjang akan membuat anak bosan. Cerita pendek akan memberikan pengaruh positif pada pribadi anak tanpa rasa bosan dan menguras pikiran.
- Pilih buku cerita yang bergambar. Dalam hal ini sebaiknya buku yang berukuran besar, gambar yang berwarna jelas dan bisa menggambarkan kejadian dan pelaku cerita sebenarnya.
- Pilih cerita yang kuat kesinambungannya dengan fakta zaman ini, di mana anak hidup. Jangan ceritakan kisah-kisah kuno yang tidak penting atau kisah masa depan yang belum dialami dan dimengerti anak.
- Pilih cerita yang mudah dipahami. Memakai bahasa yang sederhana, mudah ditangkap oleh pikiran anak-anak hingga akan cepat memberikan pengaruh pada mereka.
- Jangan memberikan cerita-cerita yang menyeramkan dan penuh keputus asaan. Misalnya cerita hantu yang datang di malam hari, atau cerita orang yang selalu sakit-sakitan dan ditindas oleh raja dan seterusnya. Cerita seperti ini akan membentuk pribadi anak yang selalu khawatir, penakut, dan pengecut sejak mereka kecil.
- Cerita yang memuat perilaku yang tidak baik hendaknya dijauhkan dari anak-anak. Misal cerita yang memuat orang yang suka merokok, suka berbohong, dan senang berkata kasar dan seterusnya. Seperti cerita klasik tentang Abu Nawas yang licik dan suka berbohong demi tercapai tujuan pribadinya hendaknya dijauhkan dari anak.
- Jangan membuat bosan anak dengan terfokus pada satu kisah, namun hendaknya dibacakan kisah-kisah yang beraneka ragam yang tentu disesuaikan dengan tingkat pemahaman anak.
- Jangan tertipu dengan iklan dan bujuk rayu beberapa penerbit yang menawarkan buku-buku kisah yang cocok dengan anak-anak umur sekian. Namun seleksilah sendiri buku tersebut sebelum diberikan kepada anak-anak. Jika tidak mampu menilai, diskusikan dengan sahabat yang ahli dalam hal ini bagaimana pendapat mereka tentang buku-buku tersebut.
- Usahakan anak dapat menyertai kita dalam memilih buku kisah mereka. Misalnya letakkan di depan anak beberapa buku kisah, dan minta anak untuk memilih salah satunya kemudian kita bacakan untuk mereka. Dengan demikian kita mengerti minat anak, hingga dapat kita arahkan supaya mereka mampu mengembangkannya.
Kapan dan dimana kita membaca untuk anak?
Hendaknya kita membaca untuk anak di tempat yang jauh dari benda-benda penghilang konsentrasi mereka. Misalnya, jangan membacakan untuk anak di depan televisi. Mereka tidak akan mungkin konsentrasi dengan bacaan kita sampai mereka selesai menyaksikan acara di televisi tersebut.
Jangan bacakan kisah melainkan saat sang anak dalam keadaan kenyang. Jika kita membaca saat anak sedang menunggu makanan yang sedang dimasak tentu dia juga tak akan perhatian dengan kita, bahkan andai kita membaca dengan metode secanggih apapun mereka tidak akan menggubrisnya. Mereka lebih senang memikirkan makanan daripada kisah yang paling menarik sekalipun.
Bacakan kisah kepada anak saat mereka sedang nyaman dan tidak capek. Kita harus mengerti bahwa waktu membaca bukan untuk menghilangkan kegiatan kesukaan mereka yang lain. Karena anak akan tahu bahwa bacaan kita hanya akan mengulur waktu kegiatan kesukaan mereka, dan akhirnya mereka tidak mau mendengarkan bacaan kita. Misal anak kita pada waktu tertentu senang bermain sepeda, maka jangan kita ambil waktu mereka saat itu untuk membaca.
Saat kita membaca untuk anak, pilihlah saat perasaan kita juga sedang senang dan nyaman sehingga bisa menghayati apa yang kita baca. Jika anak ngambek tidak mau mendengarkan bacaan kita, ajak anggota keluarga untuk memberikan semangat kepada anak. Jika mereka tidak didapati, maka cukupkanlah cerita kita dan sikapi anak dengan lembut serta sampaikan cerita akan bersambung pada waktu yang disepakati bersama. Dengan ini anak akan senang, dan ingat jangan lupa dengan waktu kesepakatan tersebut. Atau justru akan muncul kisah buruk anda bersama anak…
Bacalah kisah kepada anak dalam segala posisi mereka;saat duduk, berdiri, maupun berbaring. Yang penting adalah kita baca dengan senyaman mungkin bagi anak.
Metode membaca yang terbaik
- Sebelum kita membacakan untuk anak, hendaknya kita baca terlebih dahulu bahan yang akan kita baca hingga kita mengerti kata-kata yang sulit yang pada nantinya anak kesulitan mencerna. Kemudian ganti dengan kata-kata yang mudah dan familier untuk anak.
- Usahakan memasukkan beberapa hal barang-barang yang terkait dengan rumah supaya kisah tersebut terkait dengan kenyataan sebenarnya.
- Awali pembacaan kisah dengan mengajak dialog anak, dan usahakan dia mampu mengambil wawasan dari dirinya sendiri dahulu. Misalnya tanyakan tentang gambar sampul buku. Kemudian misalnya dia akan menjawab: “Burung!” Tanyakan kembali dimana burung itu tinggal, apa warnanya, jumlahnya, bagaimana dia terbang dan seterusnya. Kemudian lanjutkan dengan ajakan,”Ayuk kita kenali kisah tentang burung.” Jika sebelumnya pernah kita bacakan, kita sebutkan sedikit peristiwa dalam kisah burung tersebut dan biarkan anak melanjutkan cerita. Misalnya kita katakan: “Sang burung terbang tinggiii sekali hingga sampailah ia di…?” Kemudian anak akan menyahut: “Hutan!” Dengan seperti ini anak akan begitu mendalami kisah dan jauh dari kebosanan dari sekedar mendengarkan.
- Praktek dan hayatilah peran dari aktor dalam kisah tersebut. Raut mimik muka yang disesuaikan, tinggi rendah suara saat membaca sesuai karakter tokoh yang dibacakan, dan seterusnya. Praktekkan tokoh yang pemberani, sedang bahagia, sedih dan seterusnya. Tirukan suara hewan yang sedang kita bacakan kisahnya.
- Pakai bahasa yang menarik dan mudah dipahami anak. Jangan banyak mengulang kalimat yang sama, dan tidak perlu membacakan inti sari kisah dengan bahasa langsung, namun dialogkan dengan anak apa kesimpulan kisah menurut dia.
- Mintalah anak untuk sedikit mengulang kisah itu, dan beri hadiah dia jika mampu mengulang dengan pemberian yang paling ia sukai. Ingat, terkadang sesuatu yang kecil bisa membahagiakan anak.
Semoga dengan beberapa metode ini, kita tidak sungkan lagi untuk memulai membacakan untuk anak. Kemudian anak akan terbiasa membaca hingga dewasanya. Amin. (Inti sari dan terjemahan dari majalah Al Ma’rifah)