Poin-poin Penting Bulan Muharram
Poin Pertama
Bulan Muharram adalah salah satu dari empat bulan haram (suci) yaitu Dzulqadah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab. Amal shalih di bulan-bulan ini pahalanya paling agung dan kemaksiatan di bulan ini dosanya paling besar di banding di bulan lain.
Poin Kedua
Bulan Muharram adalah satu-satunya bulan yang namanya disandarkan langsung kepada Allah yaitu Syahrullah atau Bulannya Allah. Nabi Muhammad SAW memberi nama Muharram dengan Syahrullah menunjukkan akan kemuliaan dan keutamaan bulan ini.
Poin Ketiga
Penetapan masuknya bulan Muharram adalah dengan cara ru’yat (melihat) hilal. Jika hilal tidak terlihat maka dengan cara menyempurnakan bulan Dzulhijjah menjadi tiga puluh hari, dan demikian juga jika tidak diketahui cara meru’yat maka dengan cara tersebut.
Poin Keempat
Hijrahnya Nabi SAW bukan di bulan Muharram tapi terjadi di bulan Rabiul Awwal
Poin kelima
Merayakan hijrahnya Nabi SAW dengan membaca Buku Sirah Nabawiyah dan penyampaian khutbah serta ceramah-ceramah agama secara khusus yang menceritakan Hijrah Nabi SAW adalah perbuatan bid’ah. Perbuatan ini adalah satu contoh dari hari raya yang dibuat-buat di dalam Islam yang tidak dilakukan oleh Nabi SAW, dan para shahabat radhiyallahu anhum. Andaikan perbuatan ini baik tentulah mereka telah mendahului kita dalam melakukannya.
Poin keenam
Menjadikan bulan Asyura sebagai bulan bela sungkawa sebagaimana yang dilakukan orang-orang Syiah Rafidhah untuk mengingat gugurnya Husain bin Ali radhiyallahu anhuma adalah perbuatan
bid’ah yang diada-adakan di dalam Islam. Allah dan Rasul-Nya tidak memerintahkan menjadikan hari tertimpanya musibah para Nabi alaihumussalam atau kematian mereka sebagai hari bela sungkawa, apalagi dengan orang selain mereka?
Poin ketujuh
Rasulullah SAW dan para Khulafaur Rasyidin tidak menuntunkan membuat syiar-syiar kesedihan ataupun kebahagiaan di hari Asyura, maka segala hal itu jika dilakukan adalah perbuatan bid’ah.
Poin kedelapan
Puasa paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah Muharram, maka disunnahkan puasa sepanjang hari di bulan ini.
Poin kesembilan
Hari yang paling utama berpuasa di bulan Muharram ini adalah hari kesepuluh atau disebut Asyura dimana pahalanya menghapus dosa selama satu tahun yang telah lalu.
Poin kesepuluh
Urutan puasa Asyura yang paling afdhal adalah berikut:
Pertama: Puasa hari kesepuluh dan kesembilan dan inilah yang ditunjukkan oleh sunnah Rasul.
Kedua: Puasa hari kesepuluh dan kesebelas
Ketiga: Puasa hari kesepuluh saja
Poin kesebelas
Siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan pebuatan dosa maka Allah tidak berhajat memberikan pahala kepadanya meski dia meninggalkan makan dan minum tatkala berpuasa itu. Oleh karena itu bagi setiap muslim hendaknya menjaga puasanya dari melakukan hal-hal yang diharamkan Allah sehingga puasanya tersebut menjadi faktor terhapusnya dosa setahun yang lalu.
Poin kedua belas
Siapa yang memiliki hutang puasa Ramadhan maka hendaknya bersegera mengqadha’nya sebelum berpuasa Asyura. Jika dia belum mengqadhanya maka hendaknya berpuasa Asyura kemudian mengqadha puasa Ramadhannya di hari lain dengan niat qadha’ tersendiri. Tidak boleh baginya berpuasa di hari Asyura dengan menggabungkan niat puasa qadha Ramadhan dengan puasa sunnah Asyura’, karena puasa Qadha’ dan puasa Asyura adalah dua ibadah yang berbeda tujuannya. Oleh karena itu puasa Qadha dengan puasa Asyura tidak bisa digabung menjadi satu hari.
Poin ketiga belas
Siapa hendak berpuasa Asyura’ hendaknya dia niat puasa sejak malam. Sedang siapa yang niat puasa di siang hari saat dia puasa maka dia tidak mendapatkan pahala sebagaimana di dalam hadist meski secara hukum puasanya sah.
Poin keempat belas
Jika puasa sunnah Asyura’ bertepatan di hari Sabtu maka tetap disunnahkan berpuasa. Hadits yang menerangkan tentang keharaman puasa sunnah di hari Sabtu adalah hadits lemah.
Poin kelima belas
Jika puasanya bertepatan di hari Jumat maka juga tetap dibolehkan berpuasa karena seseorang tersebut tidak bermaksud mengkhususkan puasa di hari itu. Sebagaimana diketahui hari Jumat terlarang seseorang berpuasa sunnah dengan tujuan mengkhususkan puasa di hari itu.
Abdullah bin Raja’ Ar Ruqy
Anggota seksi dakwah di Kementerian Agama Saudi