Pentingnya Jamaah Haji Bergabung dengan KBIH
Peristiwa Mina tahun 1436 Hijriyah ini dari calon jamaah haji yang gugur terinjak-injak hingga ratusan calon jamaah yang tersesat memberikan pelajaran akan arti penting sebuah lembaga bimbingan haji bernama KBIH. KBIH atau Kelompok Bimbingan Ibadah Haji berperan penting dalam memberikan bimbingan tehnis maupun manasik calon jamaah haji pra keberangkatan. Di dalam KBIH calon jamaah haji akan diberikan informasi secara detail tentang fikih haji yang sangat banyak dan asing itu. Calon jamaah akan diberikan teori maupun praktek bagaimana melakukan ihram, tawaf, sai, lempar jamarat, dan sebagainya. Selain itu juga disampaikan praktek ibadah tersebut dan simulasi keberangkatan calon jamaah haji dari satu area ke area lain. Dalam ibadah praktek calon jamaah disimulasikan keberangkatan dari Mina, menuju Arafah, kemudian Muzdalifah, dan seterusnya melalui ‘piknik’ kecil-kecilan dari satu kota ke kota yang lain. Harapannya adalah mereka mampu menggambarkan suasana di tanah suci pada nantinya. Tidak kalah penting, di dalam manasik haji calon jamaah akan ditayangkan berbagai gambar bangunan-bangunan penting, gambar suasana jamaah di tanah suci, peta-peta bahkan barang-barang yang akan dijumpai oleh calon jamaah di tanah suci nanti. Jamaah pun disampaikan segala hal yang menjadi ciri Arab dan penduduknya seperti adat istiadat orang Arab, bagaimana berinteraksi dengan mereka, hingga barang-barang yang disukai maupun tidak disukai oleh mereka. Tehnis keberangkatan dan kepulangan ibadah haji, tehnis pelaksanaan ibadah di sana juga sangat dikontrol ketat oleh KBIH. Bukan hanya teori, namun KBIH mengirimkan bersama calon jamaah haji seorang pembimbing yang akan mendampingi mereka selama menunaikan ibadah suci. Pembimbing ini adalah orang yang mampu berbahasa Arab, dan pernah menunaikan ibadah haji atau umrah sehingga mereka hafal dan mengerti benar seluk beluk dan area-area di tanah suci. Jamaah haji yang menunaikan ibadah umrah dan haji di bawah KBIH akan lebih terkontrol ibadah dan kondisi fisiknya. Ketika menunaikan ibadah selama bersama rombongannya sehingga nyaris tidak ada jamaah yang tercecer atau tersesat saat di tanah suci. Pembimbing selalu mengabsen dan mengontrol keberadaan jamaahnya.
Bimbingan di tanah air
Inilah titik awal pentingnya KBIH bagi seorang calon jamaah haji. Jamaah akan selalu diminta hadir untuk mengikuti pertemuan manasik ibadah haji baik praktek maupun teori. Disamping tema yang akan disampaikan adalah tentang fikih haji, jamaah juga akan mendapatkan materi kesehatan, psikologi, adat istiadat, pengenalan bahasa arab dasar, hingga bimbingan membaca Al Quran dasar. Jamaah wanita pun akan mendapatkan secara khusus materi fikih wanita yang lebih privacy antara mereka dengan pemateri dari KBIH yang seorang wanita. Titik penting disini selain calon jamaah haji mendapatkan ilmu, mereka akan lebih pede dan akan mengenal banyak teman sehingga di harapkan ketika di tanah suci nanti bisa saling berbagi, saling membantu dan saling mengingatkan. Berjamaah itu selalunya lebih baik sebagaimana pepatah berbunyi ringan sama dijinjing, berat sama dipikul.
Bimbingan di Pesawat
Bisa dipastikan bahwa kebanyakan calon jamaah haji Indonesia belum pernah naik pesawat. Maka, disinilah peran penting pembimbing dari KBIH untuk meyakinkan mereka bahwa transportasi pesawat itu sangat nyaman dan aman melebihi transportasi yang lain. Survey membuktikan kecelakaan udara itu terendah daripada kecelakaan di darat. Bahkan nyaris tak terdengar adanya kecelakaan pesawat yang mengangkut jamaah haji. Namun, di dalam pesawat tidak sedikit jamaah yang tegang dan jantungan karena berpikir macam-macam. Inilah pentingnya bergabung dengan KBIH, dengan banyak teman yang sudah dia kenal, dan ditambah keramahan pembimbing Insya Allah jamaah akan tenang saat berada di dalam pesawat. Pembimbing KBIH juga akan mengingatkan jamaah untuk melaksanakan shalat ketika sudah masuk waktunya. Bahkan terkadang pembimbing akan mengantarkan calon jamaah ke kamar mandi jika dirasa diperlukan.
Bimbingan di tanah suci
Inilah inti dari peran KBIH. Kementerian Agama memang menyediakan pembimbing untuk hal ini. Namun sayangnya, pembimbing dari Kementerian Agama sangat tidak ideal jika dibandingkan dengan jumlah jamaah haji. Satu pembimbing untuk satu kloter yang berjumlah 450 an jamaah haji. Bagaimana mungkin satu pembimbing bisa mengawasi dan mengontrol 450 orang. Terlebih terkadang ada diantara pembimbing tersebut yang belum pernah naik haji sebelumnya. Maka KBIH akan sangat membantu Kementerian Agama dalam hal ini karena idealnya KBIH akan menyertakan pembimbing hingga ke tanah suci. Misal ketika menunaikan tawaf, maka jamaah haji yang bergabung dalam KBIH pasti tidak akan melaksanakan tawaf sendirian. Dia akan malaksanakan tawaf bersama rombongannya dibawah panduan pembimbingnya. Jamaah akan dikontrol akan keabsahan dia dalam melaksanakan tawaf. Calon jamaah haji bukan hanya dibimbing teori di tanah air, namun juga dibimbing di tanah suci secara praktik langsung di lapangan. Karena selengkap-lengkapnya materi manasik jika tidak melihat lapangan secara langsung akan sulit dicerna dan dipraktekkan. Di tanah suci pembimbing menyertai dan menuntun ibadah haji dengan telaten. Jamaah juga akan berangkat serta pulang ke hotel dengan bersama-sama rombongan. Tidak ada yang berangkat ibadah sendiri-sendiri. Kebersamaan ini juga berlanjut di hotel, di jalan, ketika belanja, dan sebagainya. Sehingga jika ada satu jamaah saja yang tidak kelihatan entah karena di kamar, terlambat, atau tersesat maka pembimbing akan segera mengetahuinya.
Menelisik peristiwa Mina
Musibah jatuhnya Crane di Masjidil Haram
Memang, jika bicara tentang musibah sulit kita mencari penyebabnya karena memang itu adalah keputusan Allah. Namun, segala sesuatu pasti ada asbab musababnya yang Insya Allah korban musibah itu bisa dihindarkan. Kejadian sebelum jatuhnya Crane adalah terjadi hujan yang sangat lebat dan ditambah angin topan yang sangat kencang. Pembatas-pembatas soff masjidil Haram terlempar keras, dan bahkan beberapa jamaah terpental jauh terkena sapuan angin dan air hujan di Masjidil Haram. Disinilah peran KBIH untuk mengingatkan jamaah untuk tidak pergi ke Masjidil Haram. KBIH menghimbau jamaah untuk tinggal di hotel saja hingga cuaca normal kembali demi kesehatan dan keamanannya.
Kebakaran Kamar Hotel
Kebakaran kamar hotel tahun ini terjadi di dua hotel yang dua-duanya dihuni oleh jamaah haji Indonesia. Kebakaran Alhamdulillah tidak menimbulkan korban jiwa. Menurut berita, penyebab kebakaran yang pertama adalah karena Rice Cooker jamaah yang konslet sementara penghuni kamar sedang berada di Masjidil Haram. Inilah mungkin salah satu pentingnya calon jamaah bergabung dengan KBIH. Jamaah haji akan diberikan materi oleh KBIH tentang kondisi listrik hotel di Saudi yang berdaya sangat besar dan sangat beda dengan listrik di negara kita. Daya listrik yang besar ini membutuhkan kabel-kabel yang kuat dan peralatan elektronik yang baik. Colokan juga harus berkepala tiga dan disarankan jamaah tidak memasak apapun meski hanya memasak air di dalam kamar mereka. Jamaah harus masak di dapur, dimana di dapur hotel biasanya sudah terpasang alat-alat pemadam otomatis yang diletakkan di atas kompor. Sementara penyebab kebakaran hotel satunya, saat penulis menulis artikel ini belum diketahui.
Musibah Mina
Mina adalah area menumpuknya manusia dari berbagai negara. Pemerintah Saudi Arabia telah membuat jalur-jalur pedestrian jamaah haji dari tenda Mina menuju ke tempat Jamarat. Jalur dari negara-negara Afrika sendiri, jalur dari negara-negara Eropa sendiri, jalur dari negara-negara Asia yang bertubuh kecil dan lemah sendiri. Bukan hanya jalur-jalur yang dibedakan, namun jadwal keberangkatan menuju ke Jamarat sudah diatur sedemikian rupa. Kementerian Agama menghimbau melalui KBIH supaya jamaah haji disiplin menaati peraturan ini. Kejadian Mina tahun ini dimana banyak korban yang terinjak-injak memberikan pelajaran besar akan pentingnya bersama rombongan dan memiliki pembimbing yang tahu peta. Jalur tersebut sebenarnya bukanlah jalur jamaah haji Indonesia, dan jam tersebut adalah bukan jadwalnya melempar jamaah haji Indonesia. Maka bisa sedikit disimpulkan, bahwa jamaah haji Indonesia yang menjadi korban adalah mereka yang tersesat, atau salah jalur dan tidak melempar di jadwal yang sudah ditentukan. Wallahu a’lam. Namun bagaimanapun mereka adalah para tamu Allah yang meninggal dalam keadaan berihram dan kita berdoa semoga mereka meninggal dalam keadaan syahid.
Problem-problem lain
Banyak hal yang terselesaikan dengan baik jika seorang jamaah haji bergabung dengan KBIH. Misalnya tentang komunikasi, banyak jamaah yang tertipu oleh pedagang-pedagang nakal di tanah suci. Pembimbing KBIH disini akan memberikan tips-tips supaya jamaah tidak tertipu dan bahkan akan menemani belanja jamaah jika dirasa diperlukan. Problem lain seperti tersesat, konflik dengan sesama jamaah, sakit, dimana tempat belanja yang murah, naik kendaraan yang aman akan disampaikan dalam bimbingan KBIH. Bukan itu saja, jamaah juga akan disampaikan sejarah tempat-tempat penting di Saudi selain Masjid Nabawi dan Masjidil Haram, sehingga jamaah memiliki wawasan yang luas serta bertambah iman dan takwanya. Maka, tidak ada yang bisa disampaikan kepada para pengurus KBIH kecuali jazakumullahu khaira. Insya Allah, karena usaha mereka banyak jamaah bisa aman dan nyaman dalam melaksanakan ibadah haji, dan mampu melaksanakan ibadah dengan baik sesuai tuntunan Nabi. Jazahumullahu khaira